BAB I
PENDAHULUAN
Term
Silk Road pertama kali dimunculkan oleh ilmuwan
berkebangsaan Jerman Baron Ferdinand von Richtofen pada 1859. Silk Road yang paling aktif
terjadi pada dua periode yaitu pada 200 SM-400 M dan 600 M–1200 M. Jalur ini
adalah jalur perdagangan Sutra dari Asia Timur ke Eropa. Silk Road diyakini bermula pada 3000 Sm ketika kain sutra China telah mencapai Eropa Mediterrania melalui Persia . Silk Road ini adalah jalur yang
terhubung dari China , Anak benua (India ),
Persia
dan Eropa. Interaksi inilah yang menyebabkan terjadinya keberagaman peninggalan
sejarah di Silk Road .
Seiring
dengan berkembangnya jalur ini, maka selanjutnya penyebaran rempah-rempah dari
India, emas dan minyak dari Persia, biji-bijian dari Eropa, dan agama tersebar
di Silk Road ini. pada zaman itu,
stabilitas politik mendorong perdagangan di sepanjang jalur sutra. Ketika empat
kerajaan besar, yaitu Romawi ,
Parthia ,
Kushan, dan Cina mulai menurun, maka lalu lintas perdagangan pun menurun.
sebuah periode baru perdagangan dimulai ketika china bersatu dibawah dinasti
Tang dan ketika besarnya permintaan Byzantium
untuk barang-barang mewah.
Pada
abad 900-11200 M, china terpecah, di asia
kekaisaran islam pecah, dan orang-orang turki memulai ekspansi dari Asia Tengah
ke Barat. Rute perjalanan perdagangan antar benua mulai mengalami penurunan
yang terjadi terus menerus, tetapi cabang-cabang regional dari jalur sutra
tetap aktif. Kemudian, setelah mongol merebut Asia Tengah, hanya rute utara dan
selatan saja yang tersedia. pada abad ke-15, ketika bangsa mongol mengalami
kemunduran, China
menutup pintu bagi pengaruh asing, dan kekuatan ottoman melakukan konsolidasi
untuk melakukan kontrol atas eropa timur dan timur tengah. kontrol kesultanan
otoman atas rute perdagangan ke Timur menyebabkan "Age of Discovery"
eropa barat, yang telah menjadi pencarian jalan alternatif untuk rute
perdagangan ke timur jauh.
BAB II
PEMBAHASAN
New Silk Road (NSR)
New Silk Road (NSR) merupakan sebuah proyek dan inisiatif yang
dikemukakan oleh Amerika Serikat (AS) pada tahun 2011 ini. Akan tetapi, usaha
untuk mewujudkan NSR ini sudah ada sejak tahun 1993 melalui Transport Corridor Europe-Caucasus-Asia atau
lebih dikenal dengan TRACECA.[i]
TRACECA dirancang di Brussels , Jerman, saat
pertemuan antara pemimpin-pemipin negara Asia Tengah dengan Uni Eropa. TRACECA
adalah sebuah perjanjian multilateral yang mengatur jalur transport
internasional di wilayah Eropa-Caucasus-Asia. Jalur transport internasional
yang dimaksudkan di dalam perjanjian ini tidak hanya berupa jalan yang terbuat
dari aspal, tetapi juga rel, jalur pipa, dan serat-serat optik yang dapat
digunakan untuk mengirimkan berbagai sumber daya yang ada.[ii]
Tujuan
dari TRACECA adalah menciptakan NSR. Akan tetapi, pengembangan NSR yang
dilakukan oleh TRACECA ini lebih difokuskan untuk menghubungkan negara-negara
Eropa dengan Asia Tengah. Masuknya campur tangan dari AS pada abad ke-21,
membuat pengembangan NSR tidak hanya difokuskan untuk negara-negara Eropa dan
Asia Tengah, tetapi juga negara-negara Asia Selatan.
Campur
tangan dari AS mulai terlihat saat unjungan yang dilakukan oleh Hillary Clinton
saat melakukan kunjungan ke India tanggal 20 Juli 2011. Di Chennai, Hillary
Clinton melakukan pidato yang mengemukakan “New
Silk Road Strategy” untuk Afghanistan dan kawasan regional. Dalam pidato
ini, terlihat bagaimana usaha dari AS untuk menghubungkan Asia Selatan dan
Tengah dalam mewujudkan rencana NSR ini dengan Afghanistan sebagai
penghubungnya.[iii]
Kemudian,
pada tanggal 22 September 2011, dilakukan pertemuan antara tiga negara, yaitu
AS diwakili oleh Hillary Clinton, Afghanistan diwakili oleh Zalmay Rassoul, dan
Jerman diwakili oleh Guido Westerwelle. Pertemuan yang berlangsung di Majelis
Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini, menghaslkan sebuah kebijakan untuk membantu
Afghanistan untuk bangkit dan merestrukturisasi negara beserta sistem
pemerintahannya. Sebab, Afghanistan yang berperan sebagai penghubung utama
masih belum stabil dan masih harus membangun pemerintahannnya. Amerika serikat
menghimbau kepada seluruh negara-negara tetangga dari Afghanistan untuk juga
ikut membantu pemulihan ini.
Setelah Afghanistan memulihkan kembali keadaan
domestiknya, maka kerjasama antara empat negara, yaitu Turkmenistan,
Afghanistan, Pakistan, dan India, yang disebut TAPI akan bisa diterapkan. Unttuk
mewujudkan ini, AS juga harus memperhatikan masalah keamanan disekitar jalur
NSR.
Tujuan
dari AS untuk membantu pengembangan NSR di Asia Tengah dan Selatan adalah
pertama, untuk mendapatkan kontrol dari geopolitk kawasan Asia Tengah dan
Selatan. Kedua,
mendapatkan keuntungan dari segi ekonomi. Ketiga, mendapatkan keuntungan dari
produk-produk energi. Keempat, mengurangi pengaruh dari Rusia di kawasan Asia
Tengah. Kelima, menghadang gerakan-gerakan radikal Islam yang mempunyai kedekatan
secara kultur dan wilayah kepada Asia Selatan untuk berkembang.[iv]
A.
TURKMENISTAN
Letak geografis sebetulnya sangat
menguntungkan bagi Turkmenistan. Turkmenistan bisa menjadi menjadi jembatan
penghubung bagi Timur-barat dan Utara-Selatan. Apalagi ditambah dengan
sumberdaya energi yang dimiliki berupa gas dan minyak bumi, tentunya akan
menjadikan Turkmenistan sebagai negara yang makmur. Akan tetapi, sebagai landlocked countries, kawasan sekitar
laut Kaspia (termasuk Turkmenistan) terisolasi, menjadikan Turkmenistan sulit
untuk mendistribusikan sumber-sumber energi ini agar dapat mencapai pasaran
dunia. Hal inilah yang mendorong Amerika serikat untuk terlibat dengan
menawarkan kerjasama pembuatan jalur baru pendistribusian gas melalui jalur
selatan. Selama ini pendistribusian gas Turkmenistan di monopoli oleh Rusia.
Turkmenistan merupakan salah satu
negara yang mempunyai sumber gas alam terbesar di dunia, mencapai 286,2 trilyun
kaki kubik (tcf).[v]
Penyaluran gas dari Turkmenistan ini ke pasar dunia melalui Rusia. Hal ini
karena pengelolaan gas di Turkmenistan dimonopoli oleh perusahaan Rusia, yaitu Gazprom.[vi] Akan tetapi
harga yang ditawarkan masih rendah dan gas dari Turkmenistan ini selanjutnya
diekspor ke Eropa. Inilah penyebab terjadinya keretakan hubungan dagang gas
antara Turkmenistan dan Rusia.
Turkmenistan menghentikan pengiriman
gas ke Rusia pada akhir tahun 2004 sebagai upaya untuk mendapatkan harga gas
yang lebih tinggi. Sejak itu, terjadi tarik menarik antara Rusia dan
Turkmenistan dalam masalah harga, hingga akhirnya tercapai kesepakatan pada
2007-an bahwa harga gas ditentukan sesuai dengan harga pasar. Permintaan ini
dikarenakan Turkmenistan mengetahui bahwa Rusia menggunakan gas dari
Turkmenistan sebagai konsumsi domestik dan menjual gasnya sendiri ke Eropa tiga
kali lipat lebih mahal dari pada harga gas Turkmenistan yang mereka beli.[vii]
Selain itu, insiden meletusnya pipa gas
dari Turkmenistan ke Rusia pada pada April 2009 menyebabkan kerugian dan
penurunan penjualan gas Turkmenistan. Imbasnya, Turkmenistan menutup kembali
pengiriman gas ke Rusia dan kembali membukanya pada awal 2010.[viii] inilah
salah satu pendorong Turkmenistan untuk membuka jalur penjualan gas baru ke
kawasan Asia Selatan. Dan ide ini didukung oleh Amerika Serikat, sebagai upaya
untuk mengurangi peranan Rusia di Turkmenistan. Oleh karena itu, berikut yang
akan dijelaskan adalah pembentukan jalur baru ini dan peran serta kepentingan
Amerika Serikat.
Turkmenistan-Afghanistan-Pakistan-India
(TAPI) dan Amerika Serikat
Turkmenistan adalah negara yang semakin
penting bagi Amerika Serikat (AS). Kepemilikan mereka terhadap sumber daya
hidrokarbon dan pencarian rute alternatif untuk pendistribusian gas mereka
sangat penting bagi AS. Salah satu caranya adalah dengan pembangunan proyek
pipa gas Turkmenistan-Afghanistan-India-Pakistan (TAPI). Jika AS membangun
pipa minyak dan gas dari Asia Tengah ke luar, hal itu tidak saja menguntungkan
AS tetapi juga negara-negara Asia Tengah karena mendapatkan keuntungan
ekonomis. Pembangunan jalur pipa minyak dari Asia Tengah yang melintasi
Afghanistan menuju Teluk Oman akan membawa penghasilan, lapangan kerja,
pelatihan dan pendidikan baik bagi rakyat Afghanistan dan Asia Tengah. TAPI
bisa membantu mengintegrasikan kawasan Asia Tengah dan Selatan dengan
mengirimkan sumber daya energi yang paling dibutuhkan, dan berharap bahwa
perusahaan-perusahaan AS dapat terlibat dalam pengembangannya.
Dukungan AS ini semakin kuat setelah
Rusia menutup sementara pengiriman gas dari Rusia ke Ukraina pada Januari 2006
(dan lagi pada bulan Januari 2009) yang sangat berpengaruh bagi kawasan eropa. Amerika
Serikat mendukung upaya Uni Eropa untuk mengurangi ketergantungan pada Rusia
dengan meningkatkan jumlah pemasok alternatif. Bagian dari kebijakan ini
berusaha mendorong negara-negara Asia Tengah untuk mengangkut ekspor energi
mereka ke Eropa melalui pipa yang melintasi Laut Kaspia.[ix] Pada Turkmen energy conference akhir April
2009 dilaporkan bahwa Turkmenistan dan negara lainnya harus terus melakukan
diversifikasi energy export routes mereka.
Presiden Turkmenistan Gurbanguly Berdimuhamedov berjanji untuk melanjutkan
diversifikasi tersebut. Pada EU
energy summit di Praha pada awal Mei 2009, Utusan Khusus AS untuk Energi
Eurasia Richard Morningstar mendukung pengembangan lebih lanjut dari
"southern corridor " untuk pengiriman gas dan minyak ke pasar Barat.[x]
Proyek ini
ditanda tangani oleh keempat negara pada 11 Desember 2010 dan diperkirakan akan
beroperasi pada 2016. TAPI awalnya direncanakan akan mengangkut gas alam dari Daulatebad,
Turkmenistan. Namun Asghabat kini telah mengklarifikasi bahwa TAPI akan berasal dari Yolotan-Osman, lahan yang
baru ditemukan di Selatan.[xi] Turkmenistan ke Afghanistan ke Pakistan dan ke
India. Pipa ini sepanjang 1.735 kilometer, berdiameter 1.420 milimeter (56
inci), dan memiliki tekanan kerja 100 atmosfer standar (10.000 kPa), akan
berjalan dari lapangan gas di Turkmenistan Dauletabad ke Afghanistan. TAPI di
Afghanistan akan dibangun di ke Herat dan Kandahar, kemudian ke Quetta dan
Multan di Pakistan dan juga ke selatan ke Gwadar. Tujuan akhir dari pipa ini
adalah kota Fazilka di Punjab dekat perbatasan Pakistan-India. Pada tahun
pertama, pipa ini berkapasitas 27 miliar meter kubik (bcm) gas alam dan
selanjutnya menjadi 33 bcm.[xii]
Proyek ini
sebenarnya telah dimunculkan pada 1992 yang dilakukan oleh presiden Saparmurat Niyazov bekerjasama dengan perusahaan Unacol milik AS. Pada
awalnya hanya mencakup tiga Negara, yaitu Turkmenistan, Afghanistan, dan
Pakistan. Akan tetapi karena ketidakstabilan di Afghanistan menjadikan proyek
ini tertunda.[xiii] Pembicaraan mengenai proyek ini kembali dibicarakan pada
2000-an. Pada tahun 2008 India menyatakan ketertarikannya dan ingin terlibat
dalam proyek ini. Akan tetapi keengganan dari Pakistan untuk menjamin keamanan pipa yang ke Pakistan
menjadi hambatannya. Akhirnya pada 2010 kesepakata berhasil dicapai.
Sementara pembagian distribusi pembelian, India dan Pakistan
masing-masing akan menerima 14 bcm/y (42%), sementara Afghanistan mendapat 5 bcm/y (16). Biaya pembangunan Proyek ini diperkirakan
mencapai US$ 7,6 Milyar dan diperkirankan akan selesai pada 2014-15. Sepertiga
dari biaya pembangunan ini rencananya akan dibiayai oleh Asian Development Bank
(ADB). Dan sisanya akan diserahkan kepada India yang tertarik untuk
konsorsium konstruksi. Chevron, salah satu
perusahaan gas AS, tertarik dalam konsorsium konstruksi. Untuk keamanan pipa,
akan dijamin oleh masing-masing Negara yang dilintasi.
Pipa TAPI
ini dalam kenyataannya adalah suatu Silk
Road yang menghubungkan Asia Tengah ke Barat melalui pelabuhan Pakistan
Gwadar. Itu menjadikan Pakistan
sebagai gateway bagi AS untuk masuk ke Asia Tengah. TAPI adalah "New Silk
Route antara Asia Tengah dan Asia Selatan".[xiv] Oleh karena itu, S. Frederick Starr meminta AS untuk lebih menekan pada pendekatan yang
lunak dengan meminta untuk mengurangi hambatan perdagangan, dengan mengurangi bea
masuk dan kemudahan penyeberangan perbatasan.[xv]
Akan tetapi proyek TAPI ini memiliki
proyek saingan yang digagas oleh Iran, meskipun sangat tidak mungkin untuk
terwujud, yang dikenal sebagai IPI (Iran-Pakistan-India pipa). Iran juga berharap untuk mengekspor gas alam
ke timur. Untuk saat ini, proyek IPI ini beku karena kurangnya dukungan
internasional dan AS mendorong TAPI
sebagai alternatif untuk IPI. Dukungan AS bagi TAPI merupakan salah satu cara untuk mengisolasi Iran .[xvi]
B. AFGHANISTAN
Konteks Sejarah
Afghanistan pernah menduduki tempat
yang didambakan, yaitu sebagai pusat tempat terkaya di dunia, jalur menuju kemakmuran dan peradaban. Hal ini merupakan peran historis dan geopolitik telah mapan selama dua
ribu tahun yang lalu. Setelah itu, Afghanistan menjadi pusat pertukaran global ide, seni dan
budaya, dan jarak jauh perdagangan, seperti yang terletak antara China dan
India di Timur dan pertumbuhan Eropa yang cepat di Barat.[xvii]
Arus perdagangan, pengrajin, teknik, alat dan inovasi
sepanjang Jalan Sutra legendaris,
memungkinkan berkembangnya ide dan pertumbuhan kota-kota
kuno besar Asia Tengah, yang memungkinkan mereka untuk menyebarkan pengaruh mereka jauh melampaui
wilayah tersebut.
Seperempat abad setelah kekacauan, perang, dan ketidakstabilan, Afghanistan bekerja untuk membangun kembali lingkungan yang aman bagi rakyatnya dan untuk membangun kembali Jalan Sutra baru.
Harapan dan potensi untuk jalan sutra baru
ini adalah bahwa sekali lagi mereka akan memungkinkan
Asia Tengah untuk berinteraksi dengan Asia Selatan, Cina dan Timur Jauh, dan juga untuk kembali terlibat dengan Eropa dan seterusnya.
Kondisi Ekonomi Perdagangan
PBB
mengklarifikasikan Afghanistan sebagai “negara kurang berkembang” dengan beberapa peringkat terendah
di dunia dalam indikator
pembangunan dasar. Ekonomi dan infrastruktur Afghanistan
secara fisik telah hancur. Dampak buruk dari invasi dan pendudukan Soviet,
setelah itu perang masyarakat sipil, dan semua rezim brutal represif Taliban
berkontribusi pada keterbelakangan negara. Sejak tersingkirnya
Taliban, Afghanistan, dengan bantuan
dari masyarakat internasional, telah membuat kemajuan yang signifikan di berbagai bidang termasuk memberlakukan konstitusi, mengadakan pemilihan, membangun lembaga-lembaganya,
dan menghidupkan kembali layanan
pendidikan serta kesehatan. Sejak
jatuhnya Taliban di 2001, telah ada minat di
Afghanistan yaitu berkembang sebagai
potensi daerah mitra untuk perdagangan dan keamanan di Asia Tengah.
Bantuan
internasional dan mitra Afghanistan telah menghasilkan strategi untuk
meningkatkan rute transit lama dan membuat jalan baru yang menghubungkan
Afghanistan dengan tetangganya. Hal ini akan memungkinkan negara-negara Asia
Tengah untuk terhubung dengan Pakistan, India, dan China untuk terhubung dengan
Iran dan seterusnya, semua melalui Afghanistan sebagai landbridge sentral antara mereka. Strategi ini memiliki potensi
untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang signifikan, pada saat yang sama juga
dapat memberikan kontribusi besar terhadap pembentukan perdamaian dan keamanan
di seluruh wilayah tersebut.
Negara-negara
Asia Tengah dapat mengambil keuntungan besar dari kerjasama yang lebih erat di
tingkat regional dan continental. Dalam studi empiris
menunjukan bahwa, negara tekurung pada kelemahan yang secara alami besar dalam
mencapai pertumbuhan, yang mana hal tersebut membuat proses perdagangan liberal
dan semua kerjasama regional yang
efektif menjadi lebih penting. Selanjutnya, pertumbuhan dan keberlanjutan dari
seluruh wilayah sebagian besar secara langsung tergantung pada kerjasama yang
kuat dan efektif untuk daerah asli perdagangan integrasi. Afghanistan menjadi
pusat dalam mengupayakan hal ini, karena memiliki potensi untuk
menghubungkan lalu lintas antara Tengah
dan Asia Selatan, begitu pun menghubungkan
China dengan Laut Arab dan
seterusnya. Memanfaatkan posisi
Afghanistan sebagai jembatan antara
Tengah dan Asia Selatan, serta negara tetangga lainnya dapat menjadi sumber yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi regional.
Manfaat dan Dampak Koridor Jalan
Diidentifikasikan terdapat 52 koridor jalan potensial
melalui Afghanistan menghubungkan
Tajikistan, Uzbekistan, dan Turkmenistan
dengan lima pelabuhan di Pakistan
dan Iran. Tiga puluh satu koridor akan dihubungkan ke pelabuhan Pakistan, dan lainnya
dua puluh satu koridor ke pelabuhan
di Iran. Pemanfaatan dari mengembangkan
koridor transportasi Asia Tengah sangat signifikan bagi negara-negara besar
Asia Tengah serta untuk tetangga daerah. Namun, manfaat dari koridor regional
hanya terwujud bila negara yang berpartisipasi bekerja sama dengan satu sama
lain.
Perkembangan atas “The New Silk Road”
akan menawarkan sejumlah pilihan
besar untuk transportasi pribadi melalui
Afghanistan. Misalnya, sebanyak
empat belas rute menghubungkan
Tajikistan dan Pakistan melalui Kabul ke titik keluar
di Torkham. Titik masuk / keluar
lainnya memungkinkan untuk tujuh rute menghubungkan
Uzbekistan dan Pakistan, serta lima
antara Uzbekistan dan Iran. Selain itu, sepuluh
rute menghubungkan Tajikistan dengan
Iran melalui berbagai alternatif di Afghanistan, enam alternatif
rute antara Turkmenistan dan Pakistan, bersama dengan sepuluh rute menghubungkan Turkmenistan
dan Iran semua melalui Afghanistan. Bahwasanya, koridor-koridor ini
tidak hanya menghubungkan Asia Tengah
ke laut pelabuhan di Selatan, tetapi juga membuka rute ke Kazakhstan, Kirgistan, dan yang penting China.[xviii]
Peluang dan Hambatan untuk Perdagangan
Geografi
wilayah Asia tengah yang terkurung sangat tergantung pada tetangganya untuk
akses ke seluruh dunia. Dengan bubarnya Uni Soviet, kemunculan negara-negara
independen di Asia Tengah, dan kekalahan Taliban di Afghanistan, peluang serta harapan
baru telah terbuka untuk kerjasama regional yang lebih besar. Hambatan serta
tantangan terhadap utama dari perdagangan melalui The New Silk Road ini adalah terkait dengan ekonomi dan sosial
secara keseluruan yang mencerminkan faktor-faktor historis dan geopolitik, yang
menonjol di antara mereka adalah ketidakamanan regional, terorisme dan
narkotika perdagangan serta produksi.
Tantangan-tantangan
ini sangat menghambat pertumbuhan ekonomi normal dan perbaikan sosial, tetapi
hanya akan diselesaikan dengan pengeluaran yang besar dari waktu ke waktu. Hambatan
lebih cepat terhadap perdagangan termasuk biaya infrastruktur, dan biaya yang
timbul dari kurangnya sistem hukum dan peraturan yang tepat, kebijakan perdagangan
yang terbatas, manajemen perbatasan yang buruk, dan tidak adanya fasilitas
transportasi yang efektif. Tantangan-tantangan ini setelah ditangani, dapat
membuka cara untuk menyelesaikan hambatan yang ada dengan diselenggarakan
kembali pertumbuhan dan stabilitas.
Keterlibatan Amerika Serikat
AS
menganggap kawasan Asia Tengah sebagai kepentingan, maka tidak sedikit
sumberdaya yang telah dikeluarkannya demi mempertahankan eksistensinya secara
ekonomi, politik dan militer di kawasan Asia Tengah karena dalam pandangan AS
wilayah ini sangat strategis dan akan menguntungkan di kemudian hari bagi
kepentingan nasional AS. Cadangan minyak dan gas dari wilayah Laut Kaspia
Eurasia dapat memberikan Amerika Serikat solusi terhadap tantang kebijakan luar
negeri Amerika Serikat selama masa pasca-Perang Dingin. Masalah akses ke minyak
dan gas alam bukanlah satu-satunya yang terisolasi, tetapi hal ini juga terkait
dengan kepentingan AS lainnya, yaitu geostrategis di Eurasia. Contohnya, pembuat
kebijakan AS menjadi semakin khawatir tentang kemungkinan munculnya kembali
dari kekaisaran Rusia baru yang dibayangkan akan mendapatkan control eksklusif
atas pipa didaerah tersebut dan akan membatasi akses Amerika. Begitu pun juga
dengan adanya rezim Islam radikal di Iran bisa bergerak untuk mengubah Asia
Tengah ke bagian belakang strategis, melihat negara-negara Islam di Asia Tengah
sebagai lingkup pengaruh yang potensial.
Amerika
Serikat memiliki kepentingan menyeluruh dalam mendorong kemakmuran ekonomi Asia
Selatan dan Asia Tengah. Pertumbuhan ekonomi akan mengamankan kedaulatan New Independent States (NIS), yang akan
efektif dalam melawan pengaruh Iran radikal, dan akan memberikan pasar yang
menguntungkan untuk barang dan jasa AS. Tanpa adanya perluasan dasar terhadap
pembangunan ekonomi, NIS akan tetap rentan terhadap ketidakstabilan politik.
Sejumlah besar kebijakan elit dalam tampilan NIS ke Amerika Serikat tidak hanya
sebagai contoh keberhasilan ekonomi, tetapi juga untuk kepemimpinan - meskipun
persaingan ideologi dan politik dari Asia dan Iran.[xix]
Amerika Serikat karena memiliki banyak alasan untuk berkontribusi pada
kebangkitan daerah ini dengan berpartisipasi dalam pengembangan jaringan yang
luas dari jaringan pipa, rel kereta api, jalan raya, pelabuhan, bandara, dan
telekomunikasi yang dapat berfungsi sebagai "Jalan Sutra" untuk
menghubungkan Timur dan Barat di milenium ketiga.
Secara
historis, Jalan Sutra merupakan jaringan rute kafilah dari China dan India melalui Asia Tengah ke Eropa Barat.
Perdagangan sepanjang Jalan Sutra membawa kemakmuran ekonomi dan kebangkitan
budaya yang dihasilkan ke kota-kota Asia Tengah, seperti Samarkand dan Bukhara.
Minyak berharga dan cadangan gas alam dari Asia Selatan dan Asia Tengah
cenderung membuat Jalan Sutra baru perdagangan dan mesin investasi untuk
kekuatan pertumbuhan ekonomi belum pernah terjadi sebelumnya. Jalan Sutra akan
menghubungkan China, Rusia, Eurasia, dan Eropa Barat, memberikan peluang bisnis
bagi perusahaan-perusahaan Amerika, dan akhir dari pekerjaan para pekerja
Amerika.
Dalam
bidang keamanan regional, AS mendorong negara-negara di kawasan Asia Tengah
untuk saling bekerjasama, karena Asia Tengah menghadapi ancaman transnasional
yang serius, umumnya berasal dari Afghanistan. Ancaman itu berupa gerakan
kelompok teroris, Islam ekstrimis, penyelundupan narkotika dan senjata. Meski
kehadiran militer AS di kawasan itu adalah untuk mengamankan kepentingan sumber
energi, namun jika AS membangun pipa minyak dan gas dari Asia Tengah ke luar,
hal itu tidak saja menguntungkan AS tetapi juga negara-negara Asia Tengah
karena mendapatkan keuntungan ekonomis. Dengan adanya invasi AS ke Afghanistan
– yang tidak lepas dari kepentingan pembangunan pipa minyak, dijadikan
justifikasi AS untuk menempatkan pasukannya dekat Bishkek serta meningkatkan
tensi dengan Rusia. Pembangunan jalur pipa minyak dari Asia Tengah yang
melintasi Afghanistan menuju teluk akan membawa penghasilan, lapangan kerja,
pelatihan dan pendidikan baik bagi rakyat Afghanistan dan Asia Tengah[xx].
C. PAKISTAN
Tatanan politik dapat membentuk perkembangan sosioekonomi
dan budaya dengan penaklukan dan migrasi melalui bencana ekonomi dan militer
dan perang sipil, atau dengan keruntuhan dan penciptaan ketiadaan power.
Konstruksi tatanan politik baru dapat berlangsung selama beberapa dekade.
Ketiadaan power diikuti dengan runtuhnya Uni Soviet memicu munculnya tatanan
politik baru yang diantara yang lainnya bagaimanapun juga harus memastikan
wilayah yang terisolasi seperti Asia Tengah--termasuk Afghanistan dan
juga Kaukasus—dapat dihubungkan kembali dengan perekonomian dunia melalui rute
transportasi yang efektif biaya di Asia Barat Daya. Sekarang
negara-negara ini bergantung pada rute lama Soviet ke utara. Kerusuhan sipil
yang tetap di Afghanistan terus-menerus menghambat upaya untuk menciptakan
rezim komersial yang dibutuhkan untuk memulai kembali perekonomian Asia Tengah
yang tertunda dan menghubungkan politik baru dengan tetangganya di wilayah
selatan. Meskipun demikian, terdapat alasan yang cukup terkait geografi,
politik dan ekonomi untuk percaya bahwa rute transportasi alternative yang
berasal dari air hangat Laut Arab dan berlanjut keluar ke wilayah Asia Tengah yang
historis dapat menstimulasi perdagangan regional dan antar benua, meningkatkan
perekonomian yang berkelanjutan dan transisi politik, dan membantu perkembangan
stabilitas regional.
Sekitar tujuh belas tahun upaya internasional untuk
menghidupkan perekonomian negara-negara Asia Tengah menghasilkan hasil yang
substansial, kecuali terhadap Kazakhstan. Upaya untuk menciptakan penyatuan
ekonomi regional seperti Organisasi Kerjasama Ekonomi (Economic Cooperation
Organization/ECO) atau Pasar Bersama Asia Tengah (Central Asia Common
Market) telah gagal mengintegrasikan republik-republik Asia Tengah (CARs)
satu sama lain atau dengan perekonomian dunia. Negara-negara tersebut dihalangi
oleh orientasi-ketergantungan, infrastruktur transportasi Soviet yang tidak
langsung dan kurangnya kesadaran internasional mengenai kemungkinan pembaharuan
rute komunikasi tradisional melalui pelabuhan Asia Barat Daya di Pakistan dan
Iran. Kemitraan Terbesar Asia Tengah (Greater Central Asia Partnership/GCAP)
yang dikonseptualisasi oleh Prof. S. Frederick Starr merupakan merupakan usaha
pertama yang penting di AS untuk membuat
suatu perkembangan strategi regional untuk mengintegrasikan kembali
perdagangan antar- benua Asia Tengah melalui rute transportasi tradisonal. Tujuannya
adalah untuk menciptakan infrastruktur perdagangan rel moderen, jalan dan
maritim dimana dahulunya hanya menggunakan rute kafilah unta dan kuda. Strategi
koridor Utara-Selatan ini benjanji untuk mengintegrasi kembali secara efisien
Asia Tengah dan Kaukasus dengan perekonomian dunia yang lebih luas. Ini lebih
jauh lagi akan menjadi perkembangan ekonomi, sosial dan politik regional di
kawasan tersebut.
Justifikasi
Konseptual
Asia Selatan khususnya Pakistan menjadi wilayah yang
penting karena dapat menjadi sarana transportasi penghubung “Jalur Sutera”
tersebut untuk menjangkau wilayah Asia Tengah yang terisolasi serta wilayah
Cina, Mongolia, Rusia Tengah, dan Timur Tengah.
Rute transit Pakistan yang menghubungkan India telah ada,
namun keefektivitasnya secara luas masih bergantung pada negosiasi antara kedua
negara.
Pakitan telah menunjukkan minatnya untuk menjadi rute
transit utama terhadap negara-negara Asia Tengah sejak awal kemerdekaannya. Hal
tersebut membuat hubungan perdagangan antara Pakistan dengan negara-negara di
sekitarnya meningkat.
Pada Januari 2002, Pakistan dan Uzbekistan menandatangani
perjanjian ekstradisi dan pemerintah Pakistan menyerahkan pinjaman sebesar 10
juta Dollar kepada Kyrgyzstan.
Jalur Almaty-Karachi melalui Pegunungan Karakuram
(jaringan Almaty-Bishkek-Kashgar-Karakuram-Islamabad-Karachi) telah berfungsi
meskipun hanya mengangkut sejumlah kecil volume perdagangan, namun akan
meningkat seiring dengan selesainya konstruksi pelabuhan Gwadar. Pembangunan
pelabuhan Gwadar akan membuka kesempatan baru bagi investasi asing langsung
baik di Asia Tengah dan Barat Daya dan Cina serta negara-negara Arab seperti
Oman memiliki investasi yang cukup besar dalam mengembangkan pelabuhan
tersebut.
Pakistan juga bekerjasama dengan negara-negara Asia
Tengah seperti Turkmenistan, Afghanistan, dan Uzbekistan untuk membangun jalur
pipa gas yang sumbernya berasal dari Daulatabad.
Terdapat hubungan sejarah ethnokultural antara Pakistan
dengan negara-negara Asia Tengah dimana mayoritas masyarakat Pakistan dan budaya
mereka berhubungan dengan bukit-bukit Ferghana dan Zarafshan di Asia Tengah.
Kebanyakan pemerintah negara-negara Asia Tengah sekarang
mengakui pentingnya Pakistan sebagai rute transit di wilayah selatan sehingga
mereka menyediakan tempat bagi rute tersebut.
Pakistan menjadi penghubung rute transit karena
menawarkan tiga pelabuhan laut utama sepanjang Laut Arab yang tidak jauh dari
Teluk Persia.
Organisasi Kerjasama Regional Asia Tengah (Central
Asia Regional Cooperation/CAREC) sebagai suatu jaringan multilateral
institusi nasional dan internasional diharapkan dapat membantu mengintegrasikan
negara-negara Asia Tengah ke dalam sistem perdagangan internasional.
Kemampuan Asia Tengah untuk memperdagangkan energi,
mineral, agrikultur dan tekstil dengan negara yang jauh akan bergantung
perkembangannya secara regional kepada integrasi kebijakan perdagangan dan
akses terhadap pelabuhan laut utama. Namun kenyataan yang terjadi hingga saat
ini adalah bahwa perdagangan negara-negara Asia Tengah mengalami hambatan karena
keterlambatan dan sistem yang belum pasti
sehingga diharapkan dengan adanya perjanjian perdagangan regional dan
revitalisasi infrastruktur transportasi Pakistan melalui Afghanistan dan
wilayah Karakuram dapat mendorong kesempatan keanggotaan WTO bagi negara-negara
Asia Tengah.
Kemungkinan perdagangan kartel katun dan tekstil antara
Pakistan dan Asia Tengah karena kawasan tersebut merupakan penghasil katun dan
tekstil utama.
Halangan/hambatan
Pakistan mempunyai hubungan yang dekat dengan Cina, namun
sebaliknya dengan India sehingga hal tersebut membuat India sulit untuk
mengembangkan pasarnya. Jika India ingin mengembangkan pasarnya ke Afrika,
kawasan tersebut telah lebih banyak dikuasai oleh Cina, Uni Eropa, AS, dan
Rusia.
Hambatan utama perdagangan tersebut adalah hubungan yang
tegang antara India dan Pakistan serta saling ketidakpercayaan antara Pakistan
dan Afghanistan.
Sejak masa awal kemerdekaannya, India dan Pakistan
mengalami permasalahan terkait permasalahan Kashmir hingga berkembang menjadi perlombaan
nuklir antara keduanya.
Sedangkan antara Pakistan dan Afghanistan adalah terkait
permasalahan Baluchistan serta penyebaran Taliban di wilayah perbatasan
Pakistan.
Permasalahan di Asia Tengah adalah mengenai etnis dimana
sering terjadi konflik etnis sehingga dibutuhkan proses state-building
regional yang di dalamnya termasuk komunikasi inter-etnik untuk membentuk dan
membangun rule of law, civil society, dan konstitusionalisme.
Peran AS di sini adalah lebih untuk
mengurangi atau bahkan menghapus hambatan dalam perdagangan di kawasan Asia
Tengah dan Selatan dan mengupayakan usaha untuk menormalisasi hubungan antara
Pakistan dan India.
D. INDIA
Lokasi yang strategis dan
kekayaan sumber daya alam merupakan alasan para analis untuk menciptakan teori-teori dari
"Permainan Besar Baru" mirip dari permainan abad kesembilan belas antara Tsar Rusia dan
kekaisaran Inggris. Hal ini merupakan permainan
baru pada persaingan antara perusahaan untuk mengembangkan sumber daya
energi antara bangsa-bangsa untuk
menentukan rute ekspor. Sejak awal 1990-an ekonomi dan sistem politik
negara-negara di wilayah tersebut telah berubah. sebagian besar negara Greater Central
Asia (GCA) telah membuat kemajuan signifikan dalam reformasi pasar, tetapi
kemajuan dalam reformasi demokrasi jatuh jauh di bawah harapan. Dalam arena
politik, pemimpin otoriter yang berkuasa pada akhir Era Soviet telah mencoba
untuk mempromosikan stabilitas ekonomi sementara
untuk mengamankan dominasi mereka sendiri dalam sistem politik baru[xxi].
Salah satu negaa GCA yang ekonominya
berkembang pesat saat ini adalah India, karena tingkat produksinya yang
meningkat menyebabkan kebutuhan energi juga meningkat . Permintaan energi
tumbuh hampir tiga kali lipat pada tingkat tahunan sebesar 6 persen antara 1981
dan 2001, pemerintah India baru-baru ini merilis rancangan kebijakan energi,
bahkan proyeksi konservatif energi India untuk bahan bakar dalam sektor energi
dan infrastruktur fisik terkait seperti kereta api, jalan,jalan raya akan
membutuhkan energi dari 3 sampai 6 kali lipat
pada 2031[xxii].
Menurut
perkiraan, konsumsi energi diperkirakan akan tumbuh dari yang rendah sebesar
5,5 persen per tahun menjadi 6,2 persen per annum. Saat ini, sumber energi
utama India adalah bahan bakar fosil impor dari sekitar 25 negara. Hampir dua
pertiga dari total ini berasal dari hanya empat negara: Iran, Kuwait, Nigeria,
dan Arab Saudi. Dengan skenario ini, kemungkinan ketergantungan impor minyak
India meningkat hingga saat ini mencapai 70 persen. Begitu juga permintaan
energi, Di antara negara-negara berkembang, permintaan tertinggi diperkirakan
terjadi di Asia, khususnya China dan India. .
India
percaya bahwa keamanan energi dapat ditingkatkan baik oleh diversifikasi yang
campuran energi serta diversifikasi sumber impor energi. Sebagai hasilnya,
India adalah serius meneliti opsi energi nuklir, serta impor lainnya
kemungkinan dari luar Timur Tengah. Sumber energi baru dari Lebih besar Asia
Tengah akan memainkan peran penting dalam strategi energi India di tahun-tahun
mendatang.[xxiii]
Padahal
bila Dilihat dari Cadangan minyak negara Asia tengah sendiri seperti Turkmenistan diperkirakan menyimpan cadangan
minyak antara 546 juta dan 1,7 miliar barel. Negara ini berencana untuk
meningkatkan ekstraksi minyak sampai 2 juta bbl / d pada tahun 2020. Selain itu
cadangan gas alam Turkmenistan terbukti sekitar 71 triliun kaki kubik (Tcf). Begitu
juga Uzbekistan yang merupakan salah satu dari
sepuluh negara penghasil gas alam di dunia,
dengan perkiraan cadangan dari 66,2 Tcf.
Dengan demikian untuk mengurangi ketergantungan pada wilayah Rusia, sebuah
proyek besar seperti beberapa Konsorsium Pipa Kaspia Proyek (BPK)[xxiv],
minyak Baku-Tiblisi-Ceyhan pipa (BTC)[xxv],
dan Kaukasus Selatan Pipeline (SCP)[xxvi]
telah digariskan. Ini akan
mengarahkan aliran energi di kawasan ini dari utara ada rute ke Rusia, untuk
barat, timur dan selatan rute ke Eropa
dan Asia. Dalam beberapa tahun terakhir permintaan Asia (terutama di China dan India) telah diperkirakan akan tumbuh jauh lebih cepat daripada permintaan Eropa, dan ke timur rute ke Cina dan rute selatan (melalui Iran) atau rute barat melalui Afghanistan dipandang sebagai pilihan ekonomis yang menguntungkan. Sayangnya, semua rute dari wilayah mempunyai masalah serius terhadap politik, keamanan, dan kendala keuangan.
dan Asia. Dalam beberapa tahun terakhir permintaan Asia (terutama di China dan India) telah diperkirakan akan tumbuh jauh lebih cepat daripada permintaan Eropa, dan ke timur rute ke Cina dan rute selatan (melalui Iran) atau rute barat melalui Afghanistan dipandang sebagai pilihan ekonomis yang menguntungkan. Sayangnya, semua rute dari wilayah mempunyai masalah serius terhadap politik, keamanan, dan kendala keuangan.
Dalam
sepuluh tahun terakhir, telah ada banyak diskusi di Turkmenistan-
Afghanistan-Pakistan-India (TAPI) mengenai gas pipeline. Berbagai struktur pipa telah diusulkan untuk menarik investor, kontraktor, dan lembaga keuangan. Turkmenistan telah menginformasikan anggota bahwa perusahaan independen De Golyer dan McNaughton telah dikonfirmasi untuk cadangan lebih dari 2,3 triliun meter kubik (TCM) gas di lapangan Daulatabad. Turkmenistan berkomitmen untuk memberikan jaminan berdaulat jangka panjang untuk pasokan tak terputus untuk Pakistan dan India.
Afghanistan-Pakistan-India (TAPI) mengenai gas pipeline. Berbagai struktur pipa telah diusulkan untuk menarik investor, kontraktor, dan lembaga keuangan. Turkmenistan telah menginformasikan anggota bahwa perusahaan independen De Golyer dan McNaughton telah dikonfirmasi untuk cadangan lebih dari 2,3 triliun meter kubik (TCM) gas di lapangan Daulatabad. Turkmenistan berkomitmen untuk memberikan jaminan berdaulat jangka panjang untuk pasokan tak terputus untuk Pakistan dan India.
Pada
bulan Mei 2006, pemerintah India secara resmi menyetujui keikutsertaannya dalam
proyek TAPI serta departemen Petroleum dan Gas Bumi yang membuat permintaan
formal untuk menghadapi Tantangan besar untuk proyek ini karena ada
ketidakpastian yang tersisa tentang
volume cadangan gas di Turkmenistan, situasi keamanan yang masih labil di Afghanistan, dan masalah serius dalam hubungan India-Pakistan. Namun, akibat hal tersebut semua pihak mempertimbangkan usulan tersebut dengan serius Pembuat kebijakan serta analis di India percaya bahwa GCA penting bagi India karena lokasinya yang strategis (Tajikistan hanya 20 km dari Greater Kashmir) dan yang terpentig karena kebutuhan sumber daya energi. Namun proyeksi minyak dan pipa gas bisa kehilangan semua viabilitas karena ketidakstabilan di Afghanistan atau kemelut Pakistan – India. India telah memilih untuk memfokuskan pada Koridor Utara Selatan Transportasi Internasional. Perpanjangan SAFTA untuk Greater Central Asia juga dapat berguna ke India. Namun, rezim Asia Tengah menunjukkan sedikit minat dalam organisasi. Hal ini menjadi jelas bahwa pemimpin era-Soviet di Asia Tengah akan menghadapi tantangan domestic yang tagguh di tahun-tahun mendatang. Para pemimpin telah memainkan peranan penting dalam menyediakan stabilitas pasca Soviet. Meskipun begitu, masyarakat mungkin menghadapi ketidakstabilan dan nyeri ekonomi lebih lanjut dalam transisi mereka menuju demokrasi dan pluralisme ekonomi pasar.
volume cadangan gas di Turkmenistan, situasi keamanan yang masih labil di Afghanistan, dan masalah serius dalam hubungan India-Pakistan. Namun, akibat hal tersebut semua pihak mempertimbangkan usulan tersebut dengan serius Pembuat kebijakan serta analis di India percaya bahwa GCA penting bagi India karena lokasinya yang strategis (Tajikistan hanya 20 km dari Greater Kashmir) dan yang terpentig karena kebutuhan sumber daya energi. Namun proyeksi minyak dan pipa gas bisa kehilangan semua viabilitas karena ketidakstabilan di Afghanistan atau kemelut Pakistan – India. India telah memilih untuk memfokuskan pada Koridor Utara Selatan Transportasi Internasional. Perpanjangan SAFTA untuk Greater Central Asia juga dapat berguna ke India. Namun, rezim Asia Tengah menunjukkan sedikit minat dalam organisasi. Hal ini menjadi jelas bahwa pemimpin era-Soviet di Asia Tengah akan menghadapi tantangan domestic yang tagguh di tahun-tahun mendatang. Para pemimpin telah memainkan peranan penting dalam menyediakan stabilitas pasca Soviet. Meskipun begitu, masyarakat mungkin menghadapi ketidakstabilan dan nyeri ekonomi lebih lanjut dalam transisi mereka menuju demokrasi dan pluralisme ekonomi pasar.
India berperan konstruktif dalam upaya
rekonstruksi Afghanistan dan telah muncul sebagai donor penting di sana.
Kemungkinan yang kuat bahwa dalam tahun mendatang India juga akan muncul
sebagai investor energi penting dalam Kazakhstan serta sebagai mitra penting
dalam proyek pipa gas TAPI. Pentingnya kawasan Asia Tengah yang lebih besar
untuk perdagangan India seharusnya tidak
hanya dilihat dalam konteks daerah yang memiliki perdagangan sederhana. Dalam waktu
sepuluh tahun, perdagangan India dengan Eropa, CIS, Iran, Afghanistan, dan Pakistan akan berada di kisaran $ 500 milyar per
tahun Bahkan jika hanya 20 persen dari
perdagangan ini dilakukan oleh benua tanah rute, $ 100 milyar
perdagangan India akan melewati wilayah tersebut Agar hal ini terjadi, upaya besar-besaran
diperlukan untuk membangun kembali jaringan transportasi dan ekonomi
Afghanistan.
Langkah pertama yang segera diambil India untuk upaya rekonstruksi Afghanistan. mengkoordinasikan INTEC, CSATTF, dan
TRACECA. India menyajikan desain sendiri untuk menghubungkan kereta api dan
jaringan jalan dengan ekonomi Afghanistan dan luar. sedangkan Hubungan yang sulit antara India dan Pakistan
adalah hambatan perdagangan ke benua Eurasia disamping itu
biaya konflik antara India dan Pakistan akan jauh lebih besar untuk
kedua negara dari yang diperkirakan sebelumnya.
Ketika pembelian gas dari
Turkmenistan tidak begitu prospektif bagi Islamabad. Negara negara asia tengah
salah satunya India berminat besar
membeli gas dari Iran, meski AS terus-menerus memperingatkan dan mengancam New
Delhi. Pemicu masalah kembali pada pertumbuhan ekonomi India sebesar 9 persen
dan juga penghematan anggaran jika membeli gas dari Iran[xxvii]. hal tersebut menjadikan India tergiur untuk melakukan kerjasama meskipun ditentang AS , Pada bulan April 2006
India melanjutkan negosiasi tentang pipa yang direncanakan dari Iran. Proyek
pipa gas senilai USD7 triliun tersebut harus melewati Pakistan, rival abadi
India. Ketidaksepakatan di antara kedua negara terkait persoalan biaya, dan
ketakutan India atas keamanan pipa tersebut, sempat menghambat proyek tersebut.
Sementara itu, AS berulang kali menekan Iran untuk membatalkan usahanya
membangun pipa gas Iran-India, guna memaksa Iran menghentikan program nuklirnya.
AS menyatakan bahwa India harus menekan Ahmadinejad untuk mengakhiri program
atom Iran, sekaligus mengakhiri bantuan Iran yang diduga diberikan kepada
militan Irak.
Amerika juga ingin agar India memberi
tahu Ahmadinejad untuk menghentikan dukungan terhadap kelompok-kelompok Islam
militan di Timur Tengah seperti Hezbollah dan Hamas.India merespons dingin
permintaan AS tersebut dengan mengatakan bahwa India akan memutuskan apa-apa
saja yang akan didiskusikan dengan Ahmadinejad, dan tidak membutuhkan panduan
apapun dalam arah kebijakan luar negerinya di masa depan[xxviii].
Beberapa anggota Kongres juga
memperingatkan bahwa mereka siap untuk bersikeras agar India menunda proyek pipa
Iran-Pakistan-India sebelum mereka bersedia menerima perubahan yang diperlukan
dalam undang-undang Amerika untuk membuat pengecualian dari larangan NSG pada
transfer teknologi nuklir ke India[xxix]
. atas dasar ini India mempertimbangkan pembatalan akhir dari project. AS.
Namun Presiden Musharraf menyatakan bahwa Pakistan bertekad untuk melanjutkan
proyek meskipun semua tekanan eksternal, bahkan jika India menarik diri dari
proyek tersebut.
E. UZBEKISTAN
Terdapat beberapa faktor yang menjadikan Asia
Tengah sebagai wilayah strategis bagi negara-negara di dunia, termasuk Amerika
serikat yakni faktor geopolitik,
ekonomi, serta budaya dan agama. Salah satu
disebabkan oleh masalah sumber daya, Asia tengah sangat kaya akan minyak
bumi dan gas alam, bahkan berdasarkan data statistik, cadangan minyak di
seluruh kawasan (termasuk laut Kaspia) mencapai 23 milyar ton, yang berarti
kedua terbesar setelah kawasan teluk. Sedang cadangan gas alamnya mencapai 3000
milyar ton, menempati urutan ketiga di dunia. Cadangan uranium, dan emas sangat
besar dan merupakan produsen kapas terbesar di dunia.
Dalam
sumber daya tersebut Amerika memiliki kepentingan secara strategis kepada
negara-negara di asia tengah khususnya jalur yang melalui kazakstan, Uzbekistan, Azerbaijan, dan
georgia sehingga untuk membentuk jakur perdagangan tersebut dibutuhkan jalur baru
yang di sebut new silkroad yang melalui negara-negara asia tengah sehingga akan
mempermudah jalur distribusi ke negara-negara di luar asia tengah. Amerika
mengeluarkan kebijakannya dalam pembentukan jalur sutra tersebut memiliki
beberapa pertimbangan seperti pengawasan dan juga pengembangan dari jalur
tersebut yang akan menguntungan untuk Amerika
Wilayah
Uzbekistan merupakan rute penting dan juga tempat transit bagi jalur
perdagangan dan Uzbekistan juga termasuk sebagai salah satu pelaku perdagangan
yang aktif, terletak diantara
negara-negara besar Uzbekistan merupakan
jembatan menuju negara-negara yang memiliki pengaruh besar dalam pedagangan
seperti rusia di sebalah utara , sebelah timur ada cina, india di sebelah selatan, selanjutnya iran dan eropa di sebelah barat, disini akan
di bahas bagaimana peran Uzbekistan
dalam pembentukan new silk road tersebut dan apa saja bentuk politik global
Amerika serikat terhadap negara Uzbekistan yang mendukung terciptanya jalur
perdagangan baru tersebut .
Terdapat
banyak Cadangan gas di Uzbekistan, dan
negara lainya seperti Azerbaijan, Turkmenistan, dan Kazakhstan lebih
dari 236 triliun kaki kubik. Cukup untuk melayani kebutuhan minyak Eropa selama
11 tahun Akan tetapi, sebagai landlocked
countries, kawasan sekitar laut Kaspia terisolasi, menjadikannya sulit
untuk mendistribusikan sumber-sumber energi ini untuk dapat mencapai pasaran
dunia. Padahal, sumber daya energi Asia Tengah ini dapat menghadirkan tiga
keuntungan baru, yakni bagi pasar dunia, kawasan dan Amerika Serikat. Pertama, munculnya pasokan energi baru akan
membuat pasokan di dunia menjadi beragam dan dapat mengendalikan harga minyak
yang naik ketika permintaan akan minyak meningkat.
Banyaknya
pasokan minyak dari laut Kaspia akan mengamankan suplai minyak dunia (khususnya
sekutu AS) karena suplai terbesar saat ini berasal dari teluk Persia (sebesar
66 %), dimana daerah tersebut rawan konflik dan politisasi sehingga menganggu
pasokan energi dunia. Kedua, apabila dikendalikan dengan baik, maka keuntungan
dari penjualan minyak dan gas akan memperbaiki pertumbuhan ekonomi
negara-negara di Asia Tengah, dimana kemampuan laut Kaspia untuk memasok energi
pada pasaran dunia akan memperkuat prospek bagi pertumbuhan ekonomi dan
kestabilan politik di kawasan tersebut. Ketiga, ada kesempatan yang sangat
besar bagi perusahaan minyak multinasional AS dan negara-negara Barat untuk
melakukan investasi pada minyak di laut Kaspia dan juga pada bidang-bidang
lain.
Meski
demikian, tetap harus disadari bahwa kendala geografis – tidak ada jalan yang
mudah untuk mengekspor energi posisinya yang terisolasi dan bergantung pada
kerjasama dengan negara tetangga yang konfliktual dan ‘tidak dapat dipercaya’
secara politis oleh AS; kendala teknologi dan biaya transportasi, kurangnya
sumber daya manusia, masalah politik dan instabilitas domestik, serta minimnya
perangkat hukum untuk melindungi para investor, juga menghambat kertumbuhan
ekonomi wilayah ini.
Dengan
demikian dengan dibentuknya jalur sutra akan meberikan kemudahan dalam distribusi
dan transportasi dan disini amerika hadir sebagai aktor penyedia keamanan,
tehnologi dan juga sumberdaya manusia sehingga selain mendapat keuntunga
sebagai penjaga keamanan dan pembentukan tehnologi dan juga dari suplai minyak
ke amerika, dengan demikian dari kedua segi mereka mendapatkan untung, baik
dari pembentukan jalur dan juga hasil distribusi yang lancar, dan dengan
terciptanya sarana dan tekhnologi yg baik di di uzbekistan maka akan mengundan
investor dan pengusaha untuk menanamkan modalnya
Pasca
serangan 11 september, Uzbekistan menerima tawaran kerjasama dari AS, hal ini
dilakukan untuk sedikit melepaskan negara mereka dari Rusia. Kerjasama tersebut
adalah dalam bidang keamanan. Uzbekistan mengizinkan AS untuk menggunakan
(khanabad) sebagai pangkalan militer dan AS memberikan jaminan keamanan bagi
uzbekistan sserta bantuan finansial. Namun kerjasama itu tidak berlangsung
lama. Kerjasama yang berlangsung lima tahun pada akhirnya kandas. Uzbekistan
dituntut wilayahnyuntuk segera membenahi pemerintahannya yang belum demokratis
dan banyak terjadi pelanggaran HAM. Jadi, AS menekankan kepada Uzbekistan untuk
segera menerapkan sistem pemerintahan yang demokratis. Secara jelas dapat
terlihat bahwa kepentingan AS disini adalah untuk menyebarkan paham demokratis
ke seluruh wilayah, termasuk juga wilayah asia tengah, dalam hal ini salah satu
diantaranya adalah Uzbekistan.
Apabila
dihubungkan dengan pembukaan the silk road, maka dapat terlihat bahwa
penyebaran demokrasi ini sebagai salah satu cara untuk mendukung terbentuknya
jalur tersebut yang ideal. Karena
apabila sebuah negara sudah menjalankan demokratis, maka sistem perdaganganpun
akan cendrung lebih terbuka.
F.
KAZAKHSTAN
Beberapa tahun
terakhir Amerika Serikat memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Kazakhstan .
Antara 1992 sampai 2001, Amerika Serikat memberikan US
$ 874.300.000 untuk bantuan teknis dan untuk mendukung investasi ke Kazakhstan .
Pada tahun 1999, Amerika Serikat mengeluarkan tindakan tentang strategi Silk
Road, yang menekankan kepada pentingnya kemandirian politik dan ekonomi untuk
Kaukasus Selatan dan negara-negara Asia Tengah melalui kebijakan yang fokus
pada stabilitas regional, demokrasi, dan hak asasi manusia.
Selain itu, pada tahun 2002 Amerika Serikat juga
memberikan dukungan terhadap Kazakhstan .
Yaitu dengan mengadakan konferensi bersama untuk perdagangan dan investasi yang
menghasilkan banyak inisiatif bilateral untuk meningkatkan peluang investasi
antara kedua negara. Pentagon AS
bahkan membantu Kazakhstan
membangun base pertama militer di pelabuhan Atyrau di Laut Kaspia. Pada tahun
2002, Menteri Energi AS Spencer Abraham menekankan kepentingan AS dalam sumber
daya di Kazakhstan , Abraham
menyebut Kazakhstan
sebagai “Key Partner” dalam Rencana Energi Nasional AS. Selain itu, juga ada
proyek yang sedang berlangsung yang didanai oleh AS untuk mengembangkan sumber
daya alam minyak Kazakhstan
melalui pembangunan jaringan pipa dan infrastruktur lainnya.
Dalam hal ini, AS sangat berperan dalam perkembangan
internal Kazakhstan
baik itu dalam pembangunan jaringan pipa atau infrastruktur lainnya. Tentunya kepentingan Amerika Serikat dalam
hal ini adalah untuk menjadi tokoh yang dominan di wilayah Kazakhstan, baik
dalam memajukan kepentingan-kepentingannya sendiri dalam minyak, kepemimpinan,
dan pengaruh, serta mempertahankan kehadiran militer yang layak di Kazahstan.
BAB III
KESIMPULAN
Keberadaan dari NSR akan menjadi sebuah
kesempatan dari AS untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Tujuan dari AS
untuk membantu pengembangan NSR di Asia Tengah dan Selatan adalah pertama,
untuk mendapatkan kontrol dari geopolitk kawasan Asia Tengah dan Selatan. Kedua, mendapatkan keuntungan dari segi ekonomi. Ketiga,
mendapatkan keuntungan dari produk-produk energi. Keempat, mengurangi pengaruh
dari Rusia di kawasan Asia Tengah. Kelima, menghadang gerakan-gerakan radikal
Islam yang mempunyai kedekatan secara kultur dan wilayah kepada Asia Selatan
untuk berkembang.
Akan tetapi, berbagai
usaha juga dibutuhkan untuk mendapatkan tujuan tersebut. Sebab, dibutuhkan
kestabilan untuk merealisasikan program NSR ini. Sementara, negara-negara yang
ada di daerah Asia Tengah dan Selatan masih ada dalam kondisi tidak stabil
seperti Afghanistan yang baru saja mengalami perang. Berbagai pemulihan
dilakukan dengan bantuan ekonomi, politik, dan keamanan regional dari Amerika
Serikat.
Namun, tidak serta
merta semua negara Asia Tengah dan Selatan mendapatkan bantuan dari Amerika
Serikat dalam tiga aspek tersebut. Seperti , Turkmenistan yang mendapatkan
hanya mendapatkan bantuan berupa bantuan ekonomi dan politik. Meskipun seperti
itu, setiap negara tetap mendapatkan bantuan dari AS.
Daftar Pustaka
Artikel diakses dari : http://www.iaee.org/en/publications/newsletterdl.aspx?id=113 , pada Sabtu
19 November 2011.
Bhadrakumar, M. K. “Pipeline project a new Silk Road “, diakses pada 18 November 2011 dari http://www.atimes.com/atimes/South_Asia/LL16Df01.html
Boyer, Alan Lee. “Recreating the Silk Road : The Challenge of Overcoming Transaction
Costs.” China and Eurasia Forum Quarterly, Volume 4, No. 4 (2006): h. 71-96
Cutler, Robert M. “Turkmenistan-Afghanistan-Pakistan-India
Gas Pipeline Gets Official Four-Way Go-Ahead”, diakses pada 20 November 2011
dari http://www.
economonitor.com/blog/2011/01/turkmenistan-afghanistan-pakistan-india-gas-pipeline-gets-official-four-way-go-ahead/
Foster, John. “A
Pipeline Through A Troubled Land: Afghanistan ,
Canada ,
And The New Great Energy Game.” Canadian Centre for Poligy Alternatif (CCPA),
Volume 3, No. 1 June 19, 2008 h. 1-17.
Nichol, Jim. “Turkmenistan : Recent Developments and U.S. Interests.”
Congressional Research Service, May 26,
2011.
__________.
“Central Asia: Regional Developments and Implications for U.S.
Interests.” Congressional Research
Service, November 20, 2009.
Starr, S. Frederick . The New Silk Road:
Transport and Trade In Greater Central Asia .
“Turkmenistan-Afghanistan–Pakistan-India
[TAPI] Pipeline”, diakses pada 18 November 2011 dari http://mom.gov.af/en/page/4717
“The New Silk Road ”,
diakses pada 19 November 2011 dari http://the-diplomat.com/
2011/11/11/the-new-silk-road/
Tynan,
Deirdre. “The
Turkmenistan-Afghanistan-Pakistan-India (TAPI) pipeline Looks Set to go ahead.”
Diakses pada 19 November 2011 dari http://oilprice.com/Energy
/Energy-General/The-Turkmenistan-Afghanistan-Pakistan-India-TAPI-pipeline-Looks-Set-to-go-Ahead.html
Sieff,
Martin. “Russian
TAPI involvement damages Turkmenistan ,
U.S. ”
diakses pada 19 November 2011 dari http://www.universalnewswires.com/centralasia/viewstory.
aspx?id=3075
“Turkmenistan-Afghanistan-Pakistan-India
Gas Pipeline: South Asia ’s Key Project.”
Diakses pada 20 November 2011 dari http://www.pm-pipeliner.safan.com/mag/
ppl0411/r06.pdf
[ii] Ibid.
[v] Jim
Nichol, “Turkmenistan :
Recent Developments and U.S. Interests” Congressional
Research Service May 26, 2011 h. 6 diunduh dari www.crs.gov
[vi] Ibid.
[vii] Firat
Yildiz, Turkmenistan dalam S. Frederick Starr. The New Silk Road: Transport and Trade In
Greater Central Asia
(Central Asia-Caucasus Institute & Silk
Road Studies Program: 2007) h. 150.
[viii] Jim Nichol, h. 7.
[ix] Jim
Nichol, Central Asia: Regional Developments and Implications for U.S.
Interests” Congressional Research
Service November 20, 2009. h. 32
[xi] Robert M. Cutler,
“Turkmenistan-Afghanistan-Pakistan-India Gas Pipeline Gets Official Four-Way
Go-Ahead”, diakses pada 20 November 2011 dari http://www.economonitor.
com/blog/2011/01/turkmenistan-afghanistan-pakistan-india-gas-pipeline-gets-official-four-way-go-ahead/
[xii] “Turkmenistan - Afghanistan – Pakistan-India [TAPI]
Pipeline”, diakses pada 18 November 2011 dari http://mom.gov.af/en/page/4717
[xiv] M K
Bhadrakumar , “Pipeline project a new Silk Road “, diakses pada 18 November 2011 dari http://www.atimes.com/atimes/South_Asia/LL16Df01.html
[xv] “The New
Silk Road ”, diakses pada 19 November 2011 dari http://the-diplomat.com/2011/11/11/the-new-silk-road/
[xvi] John Foster. “A Pipeline
Through A Troubled Land: Afghanistan ,
Canada ,
And The New Great Energy Game.” Canadian Centre for Poligy Alternatif (CCPA),
Volume 3, No. 1 June 19, 2008 h. 7-9.
[xvii] S.
Frederick Starr. The New
Silk Road: Transport and Trade In Greater Central Asia .
hal.33
[xx] Paul A.
Globe, “Back on the Map: The Geopolitics of Central Asia”, dalam jurnal Central
Asia, No. 2 (8), 1997
[xxi] Diakses dari http
[xxii] ibid
[xxiv] adalah
operasi terbesar investasi proyek dengan partisipasi asing di wilayah bekas Uni
Soviet. Biaya tahap pertama pembangunan sebesar $ 2,6 miliar... Panjang pipa utama yang menghubungkan ladang
minyak di Kazakhstan Barat dengan Marine Terminal baru di Rusia adalah 1.510 km
. diakses dari
http://www.cpc.ru/portal/alias!press/lang!en-us/tabID!3357/DesktopDefault.
[xxv] Pipa
panjang minyak mentah pipa dari Azeri-Chirag-Guneshli ladang
minyak di Laut Kaspia ke Laut Mediterania dari
www.wikipedia.com
[xxvi] dalah pipa
gas alam untuk transportasi gas alam dari ladang
gas Shah Deniz di Azerbaijan sektor dari
Laut Kaspia ke Turki . It runs parallel to the Baku–Tbilisi–Ceyhan
pipeline . Ini berjalan sejajar dengan pipa
Baku-Tbilisi-Ceyhan .diakses dari www. wikipediacom
[xxvii] Diakses
dari
http://indonesian.irib.ir/hidden-11/-/asset_publisher/3oYE/content/id/4890058
[xxviii] Diakses
dari http://www.muhsinlabib.com
Kabar Baik, Setiap Satu. Nama saya Aris Setymin Dari Indonesia tapi aku tinggal di Prahova Rumania, aku cepat-cepat ingin menggunakan media ini untuk berbagi kesaksian tentang bagaimana Tuhan mengarahkan saya untuk pemberi pinjaman kredit Legit dan nyata yang telah mengubah hidup saya dari rumput untuk rahmat, saya pernah menjadi miskin wanita tapi dia telah berubah saya untuk orang kaya sekarang, karena saya sekarang dapat membanggakan dari hidup sehat dan kaya tanpa stres atau kesulitan keuangan.
BalasHapusSetelah berbulan-bulan mencoba untuk mendapatkan pinjaman di internet, saya ditipu oleh perusahaan pinjaman lain untuk membayar jumlah total Rp98,700,500, saya menjadi begitu putus asa dalam mendapatkan pinjaman dari pemberi pinjaman online yang sah yang tidak akan meningkatkan rasa sakit saya, jadi aku memutuskan untuk menghubungi seorang wanita yang baru saja pinjaman diterima secara online, kita membahas tentang masalah ini dan kesimpulan kami dia bercerita tentang seorang wanita bernama CYNTHIA JOHNSON yang merupakan CEO dari Cynthia Johnson Pinjaman Perusahaan.
Aku diterapkan untuk jumlah pinjaman ($520,000.00USD) dengan tingkat bunga rendah dari 2%, sehingga pinjaman disetujui dengan mudah tanpa stres dan semua persiapan dilakukan pada transfer kredit, karena fakta bahwa tidak memerlukan agunan untuk transfer pinjaman, saya hanya diberitahu untuk mendapatkan sertifikat lisensi kesepakatan dari mereka untuk mentransfer kredit saya dan dalam waktu kurang dari dua jam dan 20 menit pinjaman disetorkan ke rekening bank saya.
Jadi saya ingin saran siapa saja yang membutuhkan pinjaman untuk cepat menghubungi dia melalui: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dia tidak tahu bahwa saya melakukan ini dan saya berdoa agar Tuhan memberkati dia dan keluarganya untuk hal-hal baik yang telah dilakukan di hidupku. Anda juga dapat menghubungi saya di arissetymin@gmail.com untuk info lebih lanjut. dan di sini adalah email dari teman saya: ladymia383@gmail.com yang memperkenalkan saya kepada Ibu Cynthia Anda juga dapat menghubungi dia.