Selasa, 03 Mei 2011

Rusia di bawah Kepemimpinan Mikhail Gorbachev

A. Latar Belakang
Uni Soviet mulai dibentuk sejak meletusnya Revolusi Rusia pada tanggal 25 Oktober 1917. Akan tetapi sejarah awalnya dimulai dengan kedatangan bangsa-bangsa Skandinavia yang dikenal sebagai bangsa Varangia yang dipimpin oleh Rurik dengan menyebrangi laut Baltik. Kemudian pada tahun 862 M ia memasuki kota Novgorod dan memerintah di sana. Pada tahun 882 M Rurik melakukan ekspansi dan menguasai Kiev, kota Slavia yang berkembang menjadi pusat perdagangan antara Skandinavia dan Konstantinopel.
Revolusi Rusia lahir sebagai reaksi kekecewaan rakyat kepada Tsar Nicholas II yang despotis (bentuk pemerintahan dengan satu penguasa baik individu maupun maupun kelompok dengan kekuasaan politik absolut) dan korup. Revolusi oktober ini digerakkan oleh kaum Bolshevik (Bolsyewik) di bawah pimpinan Vladimir Ilyich Lenin. Setelah berhasil merebut tampuk kekuasaan, Lenin mulai mengembangkan teritorial negara ke wilayah skitarnya. Ia kemudian membentuk federasi dengan Uni Soviet (Soviet yang berarti Dewan). Federasi ini dibentuk tanggal 30 Desember 1922 yang terdiri dari 15 negara bagian, yaitu: Rusia, Armenia, Azerbaijan, Belarusia, Estonia, Georgia, Kazakhstan, Kirgistan, Latvia, Lithuania, Moldova, Tajikistan, Turkmenistan, Ukraina, dan Uzbekistan.
Pada tahun 1924 Lenin meninggal dan digantikan oleh Joseph Stalin. Stalin memimpin Rusia dengan tangan besi. Ia sering menindas dan melenyapkan saingan politiknya. Bahkan tokoh sekaliber Leon Trotsky yang berjasa dalam Revolusi Rusia dipecat dan dibunuhnya. Sepeninggal Stalin, jabatan Sekjen Partai Komunis dipegang oleh Nikita Khruschev. Kemudian beralih kepada Leonid Breznev. Pada masa Breznev inilah, Uni Soviet mengalami kemerosotan di segala bidang. Tingkat pertumbuhan ekonomi menurun, korupsi merajalela dan produk pertanian yang kurang variatif.
Penerus pemerintahan Uni Soviet selanjutnya harus mewarisi kerusakan dan kemacetan ekonomi dari Breznev. Posisi sekjen Partai Komunis beralih kepada Yuri Andropov, dan selanjutnya kepada Konstantin Chernenko hingga akhirnya pada tahun 1985 posisi sekjen dipegang oleh Mikhail Gorbachev. Gorbachev menyadari bahwa kemorosotan ekonomi tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Oleh karena itu, ia ingin memulihkan kondisi politik dan ekonomi Uni Soviet melalui suatu reformasi. Untuk merealisasikan ambisinya, ia mengeluarkan ide reformasi berupa Perestroika (restrukturisasi), Glasnot (keterbukaan), dan uskoreniye (percepatan pertumbuhan ekonomi).


B. Peranan Mikhail Gorbachev dalam membangun Uni Soviet
Mikhail Gorbachev adalah seorang Politikus Rusia yang lahir pada 2 maret 1931. Ia menjabat sekjen Partai Komunis Uni Soviet (PKUS) atau Communist Party of Soviet Union (CPSU) menggantikan Konstantin Chernenko dan menjadi pemimpin terakhir Uni Soviet (1991). Dia lulus dari Universitas Moskow pada 1955 dengan gelar di bidang hukum. Ketika masih berada di kampus, ia bergabung dan aktif dalam Partai Komunis Uni Soviet (CPSU). Hingga akhirnya ia menjadi pemimpin partai pada 1985. Kebijakannya yang paling terkenal adalah Perestroika dan Glasnot.

I. Sekretaris Jendral Partai Komunis
Partai Komunis Uni Soviet(PKUS) atau Communist Party of Soviet Union (CPSU) merupakan partai poltik yang paling berkuasa di Uni Soviet. Partai ini dibentuk oleh Kaum Bolshevik. Setahun setelah Revolusi Oktober 1917, Bolshevik merubah namanya menjadi Partai Komunis Rusia, lalu berubah lagi menjadi Partai Uni Serikat Komunis (PUSK) pada 1925. Dua puluh tahun kemudian, Partai Uni Serikat Komunis diubah oleh Stalin menjadi Partai Komunis Uni Soviet (PKUS). Ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PKUS sampai 1953. Partai ini tidak ada bedanya dengan pemerintah, karena CPSU merupakan satu-satunya partai yang dizinkan pemerintah. Dan setelah Stalin mendominasi Politburo, maka posisi sekjen menjadi sinonim dengan pemimpin partai dan merupakan penguasa de facto Uni Soviet.

Tabel 1
Perubaha Nama Partai Komunis Uni Soviet 1918-1991
Tahun Nama Partai
1918-1925 Partai Komunis Rusia (Communist Party of The Rusia)
1925-1945 Partai Uni Serikat Komunist
1945-1991 Partai Komunis Uni Soviet ( Communist Party of The Soviet Union)

Sejak masih kuliah di Universitas Moskow (University of Moskow), Gorbachev telah bergabung dengan Partai Komunis dan menjadi sangat aktif di dalamnya. Ketika menghadiri kongres partai kedua puluh dua pada Oktober 1961, Gorbachev merasa telah waktunya untuk meningkatkan karirnya dan menuju liga teritorial partai. Dia dipromosikan menjadi Kepala Departemen Organ Partai di Stavropol Kraikom Pertanian pada 1963. kemudian pada 1970 ia diangkat menjadi Sekretaris Pertama. Dalam posisi ini ia membantu reorganisasi pertanian kolektif, memperbaiki kondisi kehidupan pekerja, dan memberi mereka suara yang lebih besar dalam perencanaan. Dan pada 1971, ia menjadi anggota Komite Pusat Partai Komunis. Tiga tahun kemudian, ia diangkat menjadi wakil ke Soviet Tertinggi dan Ketua Komisi Tetap Urusan Pemuda. Selanjutnya pada 1978 ia diangkat ke Sekretariat Komite Pusat Pertanian, menggantikan Fyudor kolakov. Setahun kemudian Gorbachev diangkat menjadi Politbiro (kepala eksekutif dan komite pusat Partai Komunis), otoritas tertinggi di Uni Soviet dan menerima keanggotaan tetap pada 1980.
Selama Yuri Andropov menjabat sebagai sekjen, Gorbachev adalah orang paling menonjol dan paling aktif di Politbiro. dengan posisinya di CPSU, Gorbachev memiliki banyak kesempatan untuk bepergian ke luar negri. Dan ini sangat memperangaruhi pandangan sosial dan politiknya di masa depan sebagai pemimpin negara. Pada1972 ia melakukan kunjungan ke Belgia, dan tiga tahun kemudian memimpin delegasi Uni Soviet ke Jerman. Pada 1983 ia bertemu dengan Perdana Mentri Kanada Pierre Trudeau dan setahun kemudian berkunjung ke Inggris dan bertemu dengan Perdana Mentri Margaret Thatcher.
Setelah kematian Androp[ov pada 1984, posisi sekjen Partai Komunis dijabat oleh Konstantin Chernenko. Namun kepemimpinan Chernenko tidak berlangsung lama dan hanya bertahan satu tahun. Hal ini dikarenakan Konstantin Chernenko sudah berusia lanjut dan ia memiliki gaya kepemimpinan yang berakar pada tradisi Leonid Breznev, sekjen ketiga CPSU (lihat tabel 2). Sehingga akhirnya pada 11 Maret 1985 Chernenko meninggal dan tiga jam kemudian Mikhail Gorbachev terpilih menjadi Sekjen.

Tabel 2
Sekretaris Jendral Partai Komunis Uni Soviet
No Sekjen Masa Jabatan
1 Joseph Stalin 03 April 1922-05 Maret 1953
2 Nikita Khruschev 07 September 1953-14 Oktober 1964
3 Leonid Breznev 14 Oktober 1964-10 November 1982
4 Yuri Andropov 12 November 1982-09 Februari 1984
5 Konstantin Chernenko 13 Februari-1984-10 Maret 1985
6 Mikhail Gorbachev 11 Maret 1985-25 Desember 1991


II. Kebijakan Politik
Setelah resmi menjadi sekjen dan penguasa de facto Uni Soviet, Gorbachev memiliki tujuan untuk memulihkan kembali kondisi perekonomian yang mengalami kemunduran pada masa Breznev. Dia mengusulkan suatu Program Pembaharuan Samar (Vague Programme of Reform). Dia menyerukan agar secepatnya melakukan modernisasi dan peningkatan teknologi industri serta produktivitas pertanian. Dia juga berusaha melakukan reformasi birokrasi menjadi lebih efisien. Ide perubahan pertama yang ia kenalkan adalah kampanye anti alkohol yang dimulai pada Mei 1985. Maka harga vodka, anggur, dan bir terangkat dan penjualannya pun dibatasi. Program ini membuat pendapatan pemerintah menjadi menurun karena penjualan alkohol akhirnya bermigrasi ke pasar gelap (Black Market). Program ini terbukti menjadi simbol yang berguna bagi perubahan di Uni Soviet. Ide pembaharuan Gorbachev yang terkenal dan membawa perubahan yang signifikan serta secara tidak langsung menyebabkan keruntuhan Uni Soviet adalah Perestroka (restrukturisasi) dan Glasnot (keterbukaan).

A. Perestroika
Perestroika (restrukturisasi) adalah menata kembali berbagai kebijakan di semua bidang yang ditujukan untuk memajukan Uni Soviet. Kebijakan ini digunakan untuk mengatasi stagnasi ekonomi dengan menciptakan mekanisme yang dapat diandalkan dan efektif untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Menurut Gorbachev sendiri Perestroika adalah konferensi pembangunan demokrasi, sosialis pemerintahan sendiri, mendorong inisiatif dan usaha kreatif,...hal ini sangat menghormati individu dan pertimbangan untuk martabat pribadi (conference of development of democracy, sovialist self-goverment, encouragement of initiative and cretive,.... It is utmost respect for the individual and cosideration for the personal dignity). Sebagai contoh adalah di bidang ekonomi yang dijalankan adalah dengan mengadopsi beberapa elemen New Economic Policy (NEP) dari Lenin. Restriksi (pembatasan) pada koperasi dan relaksasi pada aturan ketat kepemilikan dicabut. Begitu juga kebijakan tentang perdagangan internasional dan investasi asing yang ketat sedikit demi sedikit dikurangi. Kontrol negara pada perusahaan-perusahaan negara juga dikurangi. Kebijakan sosial yang dikenang oleh banyak orang adalah mengenai peningkatan disiplin kader partai dan pekerja serta kampanye anti konsumsi alkohol di kalangan kader partai dan pekerja.

B. Glasnot
Perubahan yang lebih dramatis dan lebih radikal selama kepemimpinan Gorbachev adalah kebijakan yang dikenal dengan Glasnot (transparasi atau keterbukaan) untuk membuka akses publik kepada informasi dan menghapuskan sensor yang selama ini diberlakukan negara. Glasnot bermakna lebih membuka diri pada pergaulan internasional dan memperluas partisipasi masyarakat dalam negara. Gorbachev tampak benar-benar ingin membuat suatu peradaban yang baru dengan adanya kesamaan hak dan kewajiban serta tidak adanya pertentangan dalam dunia internasional. Hal ini dibuktikan dengan dibebaskannya tahana politik terkenal Andrei Sakharop pada Desember 1986. Dia juga menggeser orientasi kebijakan luar negri Uni Soviet ke arah yang lebih independen, mengurangi anggaran belanja pertahanan. Dan juga secara serius melakukan negosiasi untuk mengakhiri perang dingin dengan negara barat.
tujuan Gorbachev melalui Glasnot adalah untuk menekan kaum konservatif dalam Partai Komunis yang menentang kebijakan Perestroikanya, dan ia juga berharap melalui keterbukaan, kebebasan berbicara diberikan lebih bebas sehingga partisipasi masyarakat akan timbul untuk mendukung ide-ide pembaharuannya.
Keputusan Gorbachev yang dinilai paling berani adalah perubahan undang-undang pemilu 1988. Dia mengusulkan pembentukan eksekutif baru dalam sistem presidensil, serta unsur legislatif baru yang akan disebut Kongres Deputi Rakyat (Congress of People's Deputies). Pemilihan Kongres Deputi Rakyat (KDR) diadakan di seluruh Uni Soviet pada Maret dan April 1989. Ini merupakan pemilu bebas pertama sejak Revolusi Oktober. Dan akhirnya pada 25 Mei 1989, Gorbachev menjabat Ketua Soviet Tertinggi (Chairman of the Supreme Soviet) atau Kepala Negara. Keterbukaan yang dibawa oleh Gorbachev disambut dengan sangat cepat oleh beragam kalangan masyarakat. Glasnot mempercepat kesadaran akan masalah kedaulatan nasional. Sehingga akhirnya memunculkan nasionalisme yang berlebihan dan menjurus kepada keinginan untuk melepaskan diri dari Uni Soviet. Hal ini tidak lain karena Uni Soviet dibentuk melalui penaklukan dan kekuatan militer dengan penganiayaan terhadap jutaan orang. Gorbachev tidak siap menghadapi kondisi yang mengejutkan ini, sehingga mendorong kelompok garis keras di Partai Komunis melakukan kudeta pada Agustus 1991. Peristiwa ini dikenal dengan Kudeta Agustus. Meskipun gagal menurunkan Gorbachev, namun reputasinya semakin menurun. Sehingga akhirnya dia mengundurkan diri sebagai Sekjen Partai Komunis.

III. Keruntuhan Uni Soviet
Melalui reformasi ekonomi dan politik, Gorbachev berusaha membawa Uni Soviet kepada kehidupan yang lebih baik. Sejak diterapkan ide pembaharuan, tumbuh suatu suasana yang lebih hidup di Uni Soviet. Akan tetapi di lain pihak, kebijakan Gorbachev menimbulkan dampak yang tidak diduga sebelumnya. Pertentangan sosial dalam masyarakat muncul. Arus keterbukaan yang dilancarkan tidak bisa membendung keinginan untuk mengubah tatanan kenegaraan ke arah sistem demokrasi ala barat dan tumbuhnya nasionalisme di negara-negara bagian yang menuntut kedaulatan mereka dan hak untuk melepas diri dari Uni Soviet.
Keadaan ekonomi tidak membaik bahkan menjadi lebih buruk dengan reformasi yang dijalankan. Krisis politik yang berkepanjangan mendorong kelompok garis keras di Partai Komunis Uni Soviet yang menamakan diri sebagai Komite Darurat Nasional (State Emergency Committee) di bawah pimpinan Gennadi Yanayev mencoba melakukan kudeta pada 19 Agustus 1991 yang dikenal dengan "Kudeta Agustus". Selama waktu ini, Gorbachev menghabiskan waktu tiga hari (19,20,21 Agustus) di dalam tahanan rumah di Krimea. Akan tetapi usaha perebutan kekuasaan ini dapat digagalkan oleh Boris Yeltsin, pemimpin kelompok radikal (kelompok yang mendukung reformasi dan ingin meninggalkan komunisme). Gorbachev berhasil dibebaskan dan dikembalikan kepada kekuasaan.
Gorbachev memang selamat dari kudeta, tetapi reputasinya makin menurun. Dan lebih ironisnya lagi, Kudeta Agustus ini malah melambungkan nama Boris Yeltsin di pentas politik. Gorbachev juga menghadapi kesulitan ekonomi dalam negeri yang semakin parah. Selain itu, kelompok militer mulai terpecah-pecah dan negara- negara bagian banyak yang menuntut kemerdekaan. Pada saat itulah seakan-akan timbul kekosongan pimpinan pusat dan negara dalam keadaan Vacuum of power. Apalagi kemudian disusul dengan pernyataan pengunduran diri Gorbachev sebagai Sekjen Partai Komunis Uni Soviet. Hanya dalam hitungan hari kemudian, semua kegiatan partai komunis dibekukan.
Mikhail Gorbachev akhirnya tersingkir dari panggung politik tidak lama setelah pengunduran dirinya. Kekuasaan kemudian diambil alih oleh Boris Yeltsin. Namun sayang sekali, tindakan Yeltsin tidak didukung semua negara bagian di Uni Soviet. pergeseran kekuasaan berlangsung cepat, gerak ke arah pemisahan diri tidak bisa dibendung lagi. Satu per satu negara bagian memerdekakan diri. Sebelumnya Lithuania pada tanggal 11 Maret 1990 telah melepaskan diri. kemudian disusul oleh Estonia tanggal 20 Agustus 1991 dan Latvia tanggal 21 Agustus 1991serta 12 negara bagian lainnya antara tanggal 21 Agustus hingga 22 September 1991. Akibatnya, runtuhlah negara adi daya Uni Soviet. Pada 8 Desember 1991, Yeltsin bertemu dengan presiden Ukraina dan Belarusia di hutan Belovezh, dekat Brest, Belarusia. Mereka menyepakati untuk membentuk persemakmuran negara-negara merdeka (Commonwealth of Independent States atau CIS) dibawah pimpinan Rusia. Akhirnya pada 25 Desember, Mikhail Gorbachev mengudurkan diri secara resmi, dan sehari kemudian Uni Soviet secara resmi juga akhirnya dibubarkan (ada yang berpendapat Uni Soviet dibubarkan secara resmi saat disetujuinya Perjanjian Belavezha, pada 08 Desember 1991).
C. Kesimpulan dan Analisis
Uni Soviet adalah satu-satunya negara yang bisa mengimbangi kekuatan Amerika Serikat setelah perang dunia kedua. Meskipun tidak terjadi kontak fisik antar keduanya, tetapi persaingan yang terjadi adalah persaingan ideologi dan teknologi pertahanan. Sehingga dikenal dengan sebutan Perang Dingin. Dengan sistem pemerintahan Despotisme, Uni Soviet mampu membangun sebuah negara komunis yang besar dan sangat berpengaruh.
Ketegangan akhirnya menurun ketika Mikhail Gorbachev menjabat sebagai Presiden Uni Soviet sejak 1989. Kelonggaran pemerintahan Gorbachev membawa perubahan yang signifikan di internal negara. Lahirnya kebijakan perestroika dan glasnot membuat keinginan negara-negara yang ada dibawah Uni Soviet untuk merdeka semakin menguat.sehingga akhirnya pada akhir 1991 Uni Soviet bubar dan berubah menjadi Republik Rusia dibawah pimpinan Boris yeltsin.
Sistem pemerintahan yang berjalan di masa kepemimpinan Mikhail Gorbachev sangat sesuai dengan yang dijelaskan oleh Profesor Miriam Budiardjo dalam bukunya Dasar-Dasar Ilmu Politik”. Kongres Deputi Rakyat (KDR) atau Congress of People’s Deputies (CPD atau DPR-nya Uni Soviet) memang memiliki kekuasaan yang sangat luas (M.B. hal 305). Hal ini dikarenakan partai yang diizinkan pada saat itu hanya satu partai yaitu Partai Komunis Uni Soviet (Communist Party of The Soviet Union). Sehingga yang duduk di kursi kongres adalah orang-orang dari partai tersebut. Presedium (para pimpinan kongres) memang sinonim dengan pemerintah, sedangkan ketua presedium disebut juga sebagai Presiden Uni Soviet. Terbukti setelah pemilu 1989 Mikhail Gorbachev menjadi Ketua Soviet Tertinggi dan dinyatakan sebagai kepala negara.
Jika kabinet dianggap lebih luas berkuasa (M.B. hal 306), saya tidak setuju karena pada kenyataannya justru Presiden Mikhail Gorbachev lebih dominan dalam pengambilan keputusan. Contohnya adalah ketika ia mengubah UU pemilu 1988. juga dengan adanya pembebasan para tawanan politik. Sedangkat kabinet pada saat itu hanya mengikuti kebijakan presiden. Dan ada satu hal yang saya pertanyakan di dalam buku Profesor Miriam Budiardjo ini, di sana tertulis bahwa UU pemilu yang dirubah oleh Mikhail Gorbachev adalah tahun 1998 (M.B. hal 149). Sedangkan Gorbachev berkuasa hanya sampai 1991. Dan yang sebenarnya adalah UU Pemilu 1988 bukan 1998.