Kontributor: Lukman Helmi, Adnan Haz Habibi, Enny Anggraeni Arief, Fuzi Fawziah, Walliyudin
Pada essay kali ini, penulis akan menjelaskan kontribusi serta keterbatasan
Teori Kritis dalam menganalisa konflik saudara di Sierra Leon, salah satu
negara di Benua Afrika yang digambarkan dalam Film Blood Diamond. Dalam film tersebut diceritakan bahwa konflik
terjadi karena adanya gerakan anti-pemerintah yang melawan pemerintah dan
memperbudak penduduk yang pro dengan pemerintah dengan cara mempekerjakan secara paksa ditambang berlian kemudian
dijual untuk pembelian senjata guna melawan pemerintah. Dalam hal ini dibutuhkan
adanya emansipasi untuk membebaskan mereka dari perbudakan yang membatasi dan
mengahalangi kebebasan individu atau kolektif[1]. Teori yang
tepat untuk menganalisa film ini adalah Teori Kritis[2] karena focus utama Teori Kritis adalah emansipasi bagi
kaum yang termarginalkan, yang disebabkan oleh kepentingan suatu kelompok,
dalam film ini terjadi penindasan oleh suatu kelompok non-pemerintah yang
memiliki power kepada penduduk Sieera Leon dengan mempekerjakan secara paksa di
pertambangan berlian yang hasilnya digunakan untuk melawan pemerintah.
Awal mula konflik dalam film Blood Diamond terjadi saat Revolutionary
United Form (RUF)[3] datang
ke sebuah desa di Sieera Leon dan melakukan tindakan anarkis dengan membunuh,
memotong tangan rakyat setempat[4], menjadikan sebagian anak dibawah umur sebagai tentara
anak[5] dan sebagian lagi dipekerjakan sebagai budak
dipertambangan berlian yang hasilnya digunakan oleh RUF untuk membeli senjata
untuk melawan pemerintah. Solomon Vandy
adalah salah satu budak yang dipekerjakan secara paksa di pertambangan berlian
yang berhasil menemukan berlian besar, Danny Archer sebagai penyelundup berlian
menginginkan berlian yang di miliki oleh Solomon dan Maddy Bowen selaku
wartawan yang mencari info tentang penyelundupan berlian di Sieera Leon
mengetahui bahwa Danny adalah salah satu pelaku penyelundupan berlian kemudian
dimintai keterangan tentang kronologis penyelundupan berlian tersebut.[6] perdagangan
berlian yang dilakukan oleh RUF sampai ke tangan Van Dee Kap selaku pemilik usaha
berlian terbesar di Amerika, Van Dee Kap menyimpan berlian yang didapatkannya
di suatu tempat sehingga permintaan dan harga berlian tetap tinggi[7].
Teori Kritis berakar dari pemikiran Kant, Hegel, dan Marx. Teori kritis
dikembangkan oleh sekelompok ilmuwan Jerman yang kemudian dikenal sebagai
mazhab Frankfurt[8].
Teori Kritis adalah pemikiran yang ingin memahami sifat utama masyarakat dan
memahami perkembangan sejarah dan sosial karena Teori Kritis berpandangan bahwa
ilmu pengetahuan selalu terkondisikan oleh konteks sejarah.[9]
Oleh karena itu, ilmu harus normatif[10]
dan subjektif, tidak boleh netral dan harus memihak pihak yang lemah.[11] Ilmu pengetahuan, secara politis dan etis harus dituntut
oleh kepentingan dalam transformsi sosial dan politik. Objek analisa utama
Teori Kritis adalah Masyarakat dengan focus emansipasi[12] dalam hubungan social. Emansipasi berkaitan dengan
kepentingan yang mendorong manusia untuk mengembangkan kebebasan dan tanggung
jawab sebagai manusia (Self-consciousness). Self-consciousness
terbentuk melalui symbolic representation (berwujud bahasa),
instrumental action (berwujud social labour) dan communicative
action (berwujud interaksi sosial). Tujuannya adalah
membentuk kehidupan social dan politik sehingga bisa menjadi lebih baik. Salah
satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan communicative action.[13] Teori
Kritis berkaitan dengan ketidakadilan dan merupakan usaha transformatif untuk
mengubah keadaan status quo.
Dalam film ini Teori Kritis berpihak pada rakyat Sieera Leone yang tidak
mempunyai kekuasaan, sehingga mereka dibunuh, disiksa dengan cara pemotongan
tangan, dan dipekerjakan secara paksa sebagai budak dipertambangan
berlian. Salah seorang emancipator dalam
film ini adalah Meddy, selaku wartawan dengan cara mempublikasikan bukti
tentang penjualan berlian kepada dunia, sehingga memberikan kesadaran bahwa
berlian yang mereka dapatkan dihasilkan dari Negara yang berkonflik. Tujuannya adalah agar tidak ada lagi yang
membeli berlian illegal sehingga perbudakan dapat dihentikan dan semua badan
dunia peduli terhadap permasalahan yang terjadi di Sierra Leon.
Dalam
menganalisa konflik yang terdapat dalam film Blood Diamond, terdapat dua
kontribusi yang diberikan oleh Teori Kritis, pertama, salah satu fokus
utama Teori Kritis adalah emansipasi bagi kaum yang termarginalkan. Menurut
kritikal teori, untuk membuat sebuah tatanan yang adil, tentunya harus ada
emansipasi (kesetaraan) dalam masyarakat namun yang terjadi justru sebaliknya.
tidak adanya comunicative action
antara pemerintah, RUF dan penduduk yang powerless sehingga masing-masing suara
tidak didengar akibatnya timbullah konflik. Dalam film digambarkan bahwa
penduduk Sieera Leon yang lemah dan tidak bersenjata mendapatkan perlakuan kasar
dari RUF, perlakuan kasar ini dilakukan agar tujuan RUF untuk mengulingkan
pemerintah dapat terwujud akibatnya para penduduk powerless diperbudak di pertambangan berlian dan hasil dari
pertambangan berlian dijual untuk membeli senjata. RUF mempunyai posisi yang paling dominan
dalam melakukan kehancuran tatanan politik dan kerusakan lingkungan di Sieera
Leon karena ketidak setujuannya atas kebijakan pemerintah sehingga mereka
terbentuk menjadi gerakan anti-pemerintah dan melakukan tindakan anarkis atas nama
revolusioner[14] dengan
mendoktrin para budak di pertambangan dengan mengatakan bahwa kepemerintahan
Negara lemah maka harus ada kelompok yang mengambil kepemerintahan tersebut dan
membuat tatanan politik yang lebih efektif agar tercipta kesejahteraan, RUF
juga mendoktrin para tentara anak dengan mengatakan bahwa orang tua mereka
sangat lemah dan tidak mempunyai kemampuan untuk menolong mereka sehingga
terciptalah suatu falls consciousness,
tujuan RUF melakukan doktrin ini adalah agar para tentara anak yang semula
membenci dan takut kepada RUF karena telah menculik dan memisahkan mereka
dengan keluarga dapat berubah setuju dan menjadi bagian dari gerakan
anti-pemerintah Negara.
Kedua, adalah
terkait dengan kapitalisme global. dalam pandangan. Teori Kritis, konflik
terjadi karena adanya kapitalisme[15] global.
Dalam masyarakat kapitalis, tenaga kerja manusia tidak lagi dilihat sebagai
sesuatu yang penting secara fisik dan sosial bagi keberlangsungan dan
kesejahteraan komunitas, tetapi lebih sebagai input ke dalam proses produksi.[16] Hal ini
dikarenakan produk-produk tenaga kerja manusia tidak lagi diproduksi untuk
memenuhi kebutuhan manusia, tetapi untuk dijual guna meraih keuntungan di
pasar. Dalam film tersebut, digambarkan bahwa uang hasil penjualan berlian (secara
illegal)[17]
digunakan untuk pembelian senjata yang digunakan oleh RUF untuk melakukan aksi
kekerasan. Di sini terlihat bahwa sistem
kapitalisme berkontribusi dalam konflik di sierra Leone. Hal ini
dikarenakan masyarakat kapitalis[18] tidak
memperdulikan asal dan cara pengambilan berlian di tempat penambangannya.
Padahal berlian tersebut didapatkan melalui aksi kekerasan dan dananya[19]
digunakan untuk membiayai peperangan.
Oleh karena itu,
jika kita adalah orang yang peduli dengan kemanusian, maka kita harus
mengetahui atau setidaknya mempertanyakan bagaimana berlian tersebut
dihasilkan. Alternative discourse yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan labelling
terhadap berlian illegal ini. Dalam film tersebut, berlian ini dilabelkan
dengan ”Blood Diamond”. Pada Mei 2000 terjadi pertemuan para produsen
berlian di Kimberley, Afrika Selatan atas inisisatif dari DK PBB.[20]
Kimberley Process[21]
diagendakan dalam Sidang Umum PBB yang selanjutnya mengeluarkan Kimberley
Process Certification Scheme (KPCS). KPCS mewajibkan negara anggotanya untuk
memberikan sertifikat tentang asal-usul berlian berlian yang akan dijual.[22]
Pelabelan ini juga bisa menjadi salah satu bentuk communicative action
untuk mencegah penyalahgunaan berlian.
Adapun kekurangan dari Teori Kritis dalam menganalisis konflik yang
terdapat dalam film Blood Diamond dapat ditemukan setidaknya dua, pertama, tidak terlalu menyentuh isu
ecosentrisme[23], walaupun Teori Kritis juga mengangkat isu lingkungan
tetapi isu tersebut bertujuan untuk kepentingan manusia, lingkungan diabaikan,
eksploitasi sumber daya alam seperti berlian yang diselundupkan[24] untuk membeli senjata[25], walaupun kerusakan lingkungan yang ditimbulkan tidak
begitu parah[26], namun karena penggunaan hasil sumber daya itu
disalahgunakan untuk membiayai perang[27], sehingga menyebabkan kerusakan pada keseimbangan
ekosistem. Berbeda dengan Green Theory
yang mengedepankan konsep Ecosentrisme, Teori Kritis justru lebih
memprioritaskna kepentingan manusia (Antroposentrime).[28]
Kedua, Teori Kritis
bersikap skeptis terhadap keberadaan institusi, karena menurut Teori Kritia
institusi merupakan representasi dari negara-negara besar untuk mempertahankan
hegemoni[29] mereka.
Padahal institusi mempunyai peran yang penting dalam menyelesaikan konflik kemanusiaan,
dalam film tersebut dijelaskan adanya peran PBB[30] yang
mengirim tentara perdamaian berjumlah 6500 orang UNHCR yang berada dibawah
naungan PBB juga ikut menangani para pengungsi Siera Lione.
Critical Theory
memberikan kontribusi dalam menganalisis film Blood Diamond, konsep emansipasi
memberikan peluang bagi rakyat untuk menentukan nasib sendiri tidak hanya
pasrah pada keadaan (wacana penindasan) dan mengangkat wacana keadilan.
Emansipasi berusaha menghilangkan falls consiousness berupa ketidaksadaran
mereka bahwa mereka adalah makhluk bebas dalam menentukan nasib sendiri, bebas
mendapatkan perlindungan terhadap aksi kekerasan RUF, dan bebas untuk tidak
berpihak pada RUF. Jadi CT berpihak pada Kaum yang tertindas dan mengupayakan
emansipasi untuk mereka.
Referensi
A Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup. (Jakarta:
Kompas 2010)
Burchil
Scoot dan Andrew Linklater, Teori-Teori Hubungan Internasional,
(Bandung,: Nusa Media, 2009)
(“CONFLICT DIAMONDS: UNDERSTANDING AND
EVALUATING THE KIMBERLEY PROCESS CERTIFICATION SCHEME”, diakses pada 20 Juni
2011 dari http://www.pbs.org/newshour/extra/teachers/lessonplans/world/conflict
%20diamonds_kimberley%20process.pdf
Devetack, Richard, Critical Theory,
dalam Scott Burchil (et al), theoris of
internastional realtions.(London: Palgrave, 4th ed, 2009)
Hanan Rianastashia, “Peran UNICEF (United Nations International
Childrens Fund) Dalam Upaya Mengatasi perekrutan Seradu Anak (Child Soldiers)
Di Wilayah Konflik Studi Kasus: Sierra Leone”, diakses pada tanggal 19 Juni
2011 jam 21:33 dari http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/s1hi09/205613004/skripsi.pdf
Jackson, Robert dan
George Sorensen, penerjemah: Dadan Suryadipura. PENGANTAR STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL (Yogyakarta: PUSTAKA
PELAJAR, 2009)
La Dolce Vita
Roma “Sierra Leone's RUF diamonds “Di
akses pada 12 Juni 2011dari http://nebuchadnezzarwoollyd.blogspot.com/2007/02/sierra-leones-ruf-diamonds.
html Douglas,
Michael http://www.un.org/works/goingon/soldiers/goingon
soldiers.html
Rhett Butler. 2005.
Sierra Leone: Profil Lingkungan, http://www.mongabay.com. artikel diakses pada 19 Juni 2011.
Stean
Jill dan Lloyd Pettiford, Hubungan Internasional: perspektif dan Tema. Yogyakarta:PUSTAKA
PELAJAR, 2009.
Smillie Ian dkk, “The Heart of The Matter: Sierra Leone,
Diamonds & Human Security”, di akses pada 10 juni 2011 dari http://action.web.ca/home/pac/readingroom.
shtml?x=4701
Zimbabwe dan Trauma
Blood Diamond”, diakses pada tanggal 19 Juni 2011 jam 21:41 dari http://bataviase.co.id/node/340727
[1] Scoot
Burchil dan Andrew Linklater, Teori-Teori Hubungan Internasional,
(Bandung,: Nusa Media, 2009), hal 224
[2]Memiliki pemikiran yang sama dengan Kant, Hegel dan Marx
muncul pada abad ke-20, salah satu teori dari post-positivist dengan focus
utama emansipasi, tidak hanya berkaitan dengan pemahaman realita yang ada
didunia politik, tetapi juga bermaksud untuk mengkritik dan mengubah mereka,
dan teori ini juga adalah upaya untuk memahami proses sosial yang sangat
penting untuk mengetahui apakah perubahan mungkin terjadi. (Richard
Devetack, Critical Theory, dalam Scott Burchil (et al), theoris of internastional realtions. London: Palgrave, 4th ed, 2009, pp hal 176 )
[3] Adalah sebuah organisasi revolusioner berbasis di Sierra Leone di Afrika Barat. Pada akhir 1990 mereka telah mengucurkan banyak darah dalam kampanye untuk menjatuhkan pemerintah pusat yang berjumlah 50.000 korban jiwa. Pemberontakan ini diwujudkan dengan melakukan teror di pedesaan Sierra Leone tempat pertambangan berlian. RUF berkomitmen untuk memberikan teror, termasuk memaksa anak-anak untuk menjadi tentara. Mereka tidak segan-segan membunuh siapa saja yang menghalangi; juru damai, personil PBB – dengan cara mengamputasi dan menyantap tubuh mereka(La Dolce Vita Roma “Sierra Leone's RUF diamonds “ dari http://nebuchadnezzarwoollyd.blogspot.com/2007/02/sierra-leones-ruf-diamonds.html Di akses pada 12 Juni 2011)
[4] Salah satu
tindakan anarki yang dilakukan oleh RUF (yang notabene adalah gerakan
anti-pemerintah) dengan memotong tangan adalah agar para penduduk tidak dapat
memilih pemerintah pada saat pemilu
[5] Terdapat 300.000 tentara anak yang ada di dunia, 10.000
di antaranya terdapat di sierra Leon (michael douglas http://www.un.org/works/goingon/soldiers/goingon_soldiers.html di akses pada 12 juni 2011)
[6]
Kronologis penyelundupan berlian adalah,
saat berlian diterima oleh Danny, Danny langsung menemui Simmons partner Van
Dee Kap pengusaha berlian terbesar di Amerika, setelah terjadi kesepakatan
harga berlian di bawa ke perbatasan Sieera Leon, sesampainya di Liberia, Danny
menyuap pegawai Bea agar mensahkan berlian illegal itu, setelah mendapat
stemple legal, berlian itu diklaim merupakan salah satu hasil pertambangan
berlian, berlian itu di bawa ke india dan kemudian bercampur dengan berlian
yang di ekspor dari seluruh dunia untuk di olah menjadi perhiasan yang mahal.
[7] Karena jika
diketahui bahwa suplai berlian meningkat, maka harga berlian akan menurun
(unutility)
[10] Normative:
biasa digunakan untuk menjelaskan kebiasaan-kebiasaan yang mematuhi hukum dari
prilaku normal, sesuai dengan norma-norma masyarakat dan akan mendapatkan
sanksi jika melanggar aturan norma ini. Dalam
HI berkaitan dengan kode-kode moral, norma-norma prilaku atau hukum dalam
masyarakat bernegara. Sebuah teori dapat
dikatakan normative jika ia menjelaskan dapat menjelaskan secara eksplisit masalah-masalah
atau pendapat-pendapat yang dibangun berdasarkan standar moral tertentu, contoh
teori yang normative adalah teori yang berkaitan dengan kesenjangan atau
keadilan diantara Negara-negara berkembang. {Jill Steans dan Lloyd pettiford, Hubungan
Internasional Perspektif dan Tema.(Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 2009) hal.
486-487}
[11] Teori
selalu untuk seseorang dan beberapa tujuan.{Robert, h. 301}
[12]Emansipasi.
Emansipasi berkaitan dengan penemuan jati diri, kontrol terhadap diri sendiri.
Inti dari emansipasi adalah untuk menjaga kebebasan, hubungan dominasi,
menghindari komunikasi yang menyimpang, dan menghindari pemahaman yang
membatasi kemampuan manusia untuk membuat masa depannya yang lebih baik.
Emansipasi bertujuan untuk menghilangkan hambatan-hambatan yang dapat
mengganggu orang untuk melakukan sesuatu secara bebas. Bebas bukan berarti
bahwa kita bisa melakukan apa saja, tetapi kita tidak berada dalam intimidasi,
tekanan, maupun ketertindasan. emansipasi diperjuangkan untuk membela pihak
yang lemah. {Jill, h. 221.}
[13]
Communicative action. Communicative action merupakan suatu komunikasi yang
dilakukan secara sadar (tanpa intimidasi, tekanan, dan dalam keadaan merdeka)
untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan lebih adil. Kita harus melakukan
dialog, diskusi, dan komunikasi untuk menjelaskan keyakinan dan tindakan kita
secara jelas kepada orang lain. Dengan melakukan komunikasi, tentunya akan
memberika kesempatan bagi semua orang untuk menerima ataupun menolak keyakinan
kita. Sehingga akan terjadi proses pembelajaran bersama. Dengan adanya
komunikasi, maka kita juga bisa mempertimbangkan pandangan, pemikiran,
keyakinan, dan perspektif orang lain. Sehingga kita tidak hanya mengedepankan
ego dan kepentingan kita sendiri. Karena tujuannya adalah untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik dan lebih adil yang akan menghasilkan mutual
understanding. {Jill, h. 229-231}
[17] Menurut
laporan Partnership Africa Canada (PAC) pada January 2000 dalam laporannya yang
berjudul “The Heart of The Matter: Sierra Leone, Diamonds & Human
Security”, Ekspor berlian yang dilakukan secara resmi dari Sierra Leone adalah
sebesar 8.500 karat akan tetapi menurut catatan Hoge Raad voor Diamant (HRD) berlian yang bersumber dari
Sierra Leone adalah sebanyak 770.000 karat. Dari laporan
ini juga dijelaskan bahwa 10% berlian di dunia merupakan berlian illegal dari
Sierra Leone. (Ian
Smillie dkk, “The Heart of The Matter: Sierra Leone, Diamonds & Human
Security”, di akses pada 10 juni 2011 dari http://action.web.ca/home/pac/readingroom.
shtml?x=4701)
[20] “Fakta BLOOD DIAMOND (Conflict Diamonds”,
diakses pada 20 juni 2011 dari http://www.kaskus.us/
showthread.php?t=7521924
[21]
Negara-negara yang menjadi partisipan dalan Kimberley Process adalah Botswana,
Angola, the Democratic Republic of the Congo, Cote D’Ivoire, and the United
States. (“CONFLICT DIAMONDS: UNDERSTANDING AND EVALUATING THE KIMBERLEY PROCESS
CERTIFICATION SCHEME”, diakses pada 20 Juni 2011 dari
http://www.pbs.org/newshour/extra/teachers/lessonplans/world/conflict%
20diamonds_kimberley%20process.pdf
[22] “Kimberly
Process dan Perdagangan Berlian”, diakses pada 20 Juni 2011 dari http://ekonomi.kompasiana.com/
bisnis/2009/11/12/kimberly-process-dan-perdagangan-berlian/
[24] Pada
tahun 1999, ekspor resmi berlian ke Liberia hanya 8500 karat, padahal
sebenarnya jumlah berlian yang diselundupkan hampir mencapai 80.000 karat.
(Bancit, “Konflik Berlian di Sierra Leone” dipost pada tanggal 31 Mei 2011
jam 21:28, di akses pada tanggal 19 Juni
2011 jam 21:16 dari http://chitradeasstory.blogspot.com/2011/05/konflik-berlian-di-sierra-leone.html)
[25]
senjata seperti pistol, revolver, mortar jenis baru, beberapa kotak
peluru mortar, peluru senjata berkaliber 7.62 mm dan sebagainya tetapi
kebanyakan dari mereka mempergunakan AK-47 untuk mempersenjatai dirinya (Hanan
Rianastashia, “Peran UNICEF (United Nations International Childrens Fund) Dalam
Upaya Mengatasi perekrutan Seradu Anak (Child Soldiers) Di Wilayah Konflik
Studi Kasus: Sierra Leone”, diakses pada tanggal 19 Juni 2011 jam 21:33 dari http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/s1hi09/
205613004/skripsi.pdf)
[26]
faktanya sampai tahun 2002, Sierra Leone tidak memiliki sistem pengelolaan
hutan karena mereka berfokus pada perang sipil yang telah menyebabkan puluhan
ribu kematian laju deforestasi telah meningkat 7,3% sejak akhir perang saudara
(Rhett Butler. 2005. Sierra Leone:
Profil Lingkungan, mongabay.com. artikel diakses pada 19 Juni
2011.)
[27] “Zimbabwe dan Trauma Blood Diamond”, diakses pada tanggal 19 Juni 2011 jam 21:41 dari http://bataviase.co.id/node/340727
[29] Hegemoni digunakan dalam teori kritis
untuk menggambarkan dominasi Negara-negara besar tertentu di dunia. {Jill,
h. 237}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar