Kamis, 07 Februari 2013

Life is Worship


Banyak orang yang bertanya, “apakah mungkin kita hidup itu selalu beribadah?” Sedangkan kita harus bekerja, belajar, dan banyak lagi aktivitas yang lainnya. Secara rasional, kita memang tidak mungkin beriadah terus-menerus, sholat sepanjang waktu, puasa setiap hari, dzikir setiap saat, dan selanjutnya. Sedangkan kita juga harus makan, bekerja untuk menafkahi keluarga, berolah raga, berinteraksi, bersosialisasi, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan semacam inilah yang tidak memungkinkan kita untuk selalu beribadah. Apalagi kita sebagai manusia yang memiliki rasa jenuh, bosan, dan malas. Kita pasti membutuhkan istirahat, hiburan, dan refreshing.
Semua pertanyaan dan persepsi di atas muncul karena pemahaman kita yang sempit terhadap pengertian ibadah. Ibadah selalu kita identikkan dengan ritual agamis. Ibadah adalah segala perbuatan yang sifatnya ritualitas; itulah pemahaman yang secara umum kita gunakan. Pemahaman seperti itu memang tidak salah, hanya saja kurang sempurna. Ibadah sebenarnya memiliki pengertian yang lebih luas. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh perbuatan, aktivitas, dan kegiatan yang dicintai dan diridhai Allah SWT.
Islam adalah agama yang sangat toleran dan applicable. Islam selalu memberikan kemudahan kepada para pemeluknya. Islam juga telah menepis semua rasionalisasi di atas. Islam memberikan solusi yang konstruktif dan adaptif. Secara logika, apa yang dirasionalisasikan di atas memang tidak mungkin. Namun dalam pandangan islam justru sebaliknya. Semuanya menjadi mudah, sederhana, dan tidak sulit dijalankan. Landasannya adalah Hadist Nabi Muhammad SAW berikut ini:
وَ إِذَا إِبْتَدَأَ فِى شَيْئٍ قَالَ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. وَ إِذَاأُعْطِيَ نِعْمَةً قَالَ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, شُكْرًا لِلنِّعْمَةِ
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua perbuatan, aktivitas, maupun kegiatan yang kita lakukan akan menjadi ibadah jika dimulai dengan mengucapkan basmalah, dan selanjutnya diakhiri dengan bacaan hamdalah. Hadist ini menyiratkan bahwa ibadah memiliki dua dimensi yaitu dimensi Ilahiyah (Ketuhanan) dan dimensi Mu`amalah (Kemasyarakatan). Ibadah yang memiliki dimensi Ilahiyah disebut dengan Ibadah Mahdhah, seperti sholat, puasa, membaca al-Qur’an, dzikir, dan ibadah yang sifatnya ritualitas. Sedangkan ibadah yang memiliki dimensi Mu`amalah dikenal dengan istilah ghairu mahdhah, seperti zakat, sedekah, makan, minum, bekerja, berolah raga, dan masih banyak lagi kegitan lainnya.
Hadist di atas telah jelas membuktikan bahwa ibadah itu sangat luas cakupannya. Namun tidak hanya itu, sebagai agama yang kaffah (sempurna), islam telah mengatur semua sendi kehidupan kita. Apa pun yang kita lakukan mulai dari bangun tidur, hingga kita tidur lagi telah ada tuntunan dan do’anya. Ini semakin menunjukkan bahwa sangat benar jika tujuan hidup kita pada dasarnya adalah untuk ibadah (illa liya’buduun).
Oleh karena itu Ikhwan, marilah kita jadikan hidup kita sebagai hidup yang penuh dengan nilai ibadah. Kita mulai dengan melakukan hal terkecil yang bisa kita lakukan. Islam itu sungguh indah dan aplikatif. Semoga Allah selalu membukakan hati kita untuk melakukan kebaikan dan melihat keburukan yang harus di hindari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar