Review Tulisan Efraim Inbar yang berjudul "Israeli Defense: The Arab Uprisings' Impact
Krisis Politik yang
terjadi sebagai akibat dari adanya aksi protes masyarakat secara masif di
negara-negara Arab memang mulai mereda. Jatuhnya rezim Ben Ali di Tunisia,
Husni Mobarak di Mesir, dan Muamar Khadafi di Lybia memberikan sedikit
kondusifitas politik di Kawasan Timur Tengah. Namun masih ada satu negara yang
bergejolak, yaitu di Suriah. Perubahan geo-politik ini tentunya memiliki dampak
pada pola hubungan baik bilateral maupun multilateral di kawasan, terutama
dalam hubungan antara Arab-Israel.
Israel sangat khawatir
sekali dengan perubahan politik domestik di negara-negara arab.
Kemenangan-kemenangan yang diraih partai politik yang beraliran islam-ideologis
membuat Israel semakin resah. Meskipun Israel adalah negara yang kuat secara
militer dan ekonomi, tetapi ia tidak memiliki teman yang dekat di kawasan. Oleh
karena itu, Israel harus selalu siap dan memantau segala perubahan politik
domestik di negara-negara arab yang tentunya akan merubah arah kebijakan
politik luar negeri mereka.
Kekhawatiran yang dirasakan
oleh Israel ini sangat wajar dan beralasan. Sejarah telah mencatat bahwa
perubahan politik dalam negeri negara-negara di Timur Tengah ternyata sangat
berpengaruh dalam membentuk pola hubungan dan orientasi politik luar negeri
negara tersebut. Contohnya adalah Revolusi Islam di Iran pada 1979. Revolusi
ini membawa Iran menuju suatu bentuk pemerintahan yang berdasarkan pada
teokrasi Shiah. Perubahan ini berlanjut pada sikap politik luar negerinya. Jika
sebelumnya Iran adalah negara yang pro-barat pada era Palevi, maka pasca
Revolusi tersebut Iran menjadi tidak bersahabat dengan Barat, terutama Israel
dan Amerika. Contoh kedua adalah di Turki. Kemenangan yang diraih oleh the
Islamist justice and Development Party sejak 2002 membuat Turki menjadi negara
yang anti-Israel.
Ada beberapa hal yang
membuat Israel khawatir dengan kekacauan politik domestik negara-negara
tetangganya. Selain besarnya potensi kekuatan jatuh kepada kaum islamis, juga
adanya kekhawatiran jika yang mengamabil alih kendali pemerintahan adalah
kelompok yang lemah, maka tidak akan berlangsung lama. Dan selanjutnya akan di
ambil alih oleh kelompok islamis. Atau bahkan jika ketidakstabilan politik
domestik masih berlangsung, isu konfrontasi dengan Israel akan menjadi
kebijakan yang akan membuat masyarakat kehilangan perhatiaannya terhadap
permasalahan politik dommestik. Hal ini tidak lain karena masyarakat Arab yang
mayoritas beragama islam akan mengusung semangat solidaritas keagamaan terhadap
warga Palestina yang haknya dirampas oleh Israel.
Faktor lain yang menjadi
kekhawatiran Israel adalah akan menurunnya pengaruh Amerika Serikat dan semakin
meningkatnya pengaruh Iran dan Turki. Menurunya pengaruh AS di timur Tengah tidak
lain karena Rezim yang jatuh adalah regim yang cenderung terbuka seperti
Mubarak di Mesir. Qaddafi sendiri masih sedikit terbuka dengan AS. Selain itu,
rencana penarikan mundur pasukan AS dari Irak dan Afghanistan semakin
mempertegas bahwa pengaruh AS akan semakin memudar di Kawasan. Dan ini berarti
Israel akan kehilangan sekutu dekatnya yang memiliki pasukan di Timur Tengah.
Apalagi ditambaha dengan kritik yang cenderung pasif dan gagal terhadap
tindakan represif Bashar al-Assad di Suriah semakin memperkuat bahwa AS semakin
lemah pengaruhnya di Kawasan.
Selain itu, kerenggangan
hubungan dan dukungan AS pada pemerintaha Obama juga semakin memperkuat
kegelisahan Israel. Hal ini dikraenakan besarnya peran Amerika di masa lalu
dalam menjaga kepentingan Israel dan mengajak para pemimpin negara Arab untuk
bernegosiasi. Hal ini disebabkan oleh fokus perhatin pemerintahan Obama untuk
membenahai ikondisi ekonomi domestik yang terpuruk akibat krisis ekonomi. Lebih
lanjut, dengan kepergian pasukan AS dari timur-tengah akan semakin meningkatkan
kepercayaan diri kaum islamis anti-Israel. Bahkan para pemimpin yang pro–AS pun
akan cenderung mengikuti aspirasi masyarakatnya yang tidak menginginkan
perdamaian dengan Israel.
Sementara itu, Rezim
yang frontal terhadap AS dan sekutu, seperti Iran dan Suriah, masih tetap
memegang kendali pemerintahan. Lebih lanjut, besarnya pengaruh Iran dan juga
turki dalam mendorong para demonstran di Mesir untuk menggulingkan Mubarak
membuktikan bahwa pengaruh kedua mulai meningkat. Apalagi ditambah dengan
kemenagan yang diraih oleh Ikhwanul Muslimin (IM) dalam pemilu Mesir. IM
memiliki kesesuaian ideologis dengan Turki dan Iran yang notabenenya saling
berkompetisi untuk menjadi nomor satu di hadapan negara-negara Arab dengan
sikap vocal mereka terhadap Israel. Sementara pemerintahan militer sementara
sekarang juga cenderung merestorasi hubungan mereka dengan Iran. Persaingan
pengaruh antara Iran dan Turki ini semakin terlihat dengan dukungan yang
diberikan Turki terhadap opposisi di Suriah. Sementara rezim Assad adalah
sekutu Iran.
Selain kehilangan
dukungan politik, Israel juga memiliki ancaman militer yang besar dari Iran,
yaitu program nuklir Iran yang oleh Israel dianggap sebagai embrio dari
pembuatan senjata nuklir. Iran sendiri meskipun telah diberi sanksi oleh
komunitas internasional, namun tetap mampu survive dan terus melanjutkan
program nuklirnya. Hal ini menunjukan bagi Israel bahwa ancaman nuklir Iran ini
benar-benar nyata.
Dengan berkurangnya
pengaruh AS di Timur Tengah maka Israel harus berdiri sendiri untuk menjaga dan
bertahan. Dengan didukung oleh kemampuan ekonomi yang baik, Israel memiliki
kesempatan untuk memperkuat sistem petahanannya. Israel harus meningkatkan
Anggaran militer untuk menjaga dan memperkuat pertahanannya dalam menangkal
semua ancama keamanan nasionalnya. Setidaknya ada dua cara yang bisa dilakukan
oleh Israel untuk memperkuat sistem defense-nya, yaitu passive protection dan
active defense. Proteksi pasif (passive protection) mengacu pada
konstruksi perlindungan (shelters) dalam negeri, institusi pendidikan, dan
pusat komersial serta hiburan. Sedangkan active defense system mencegah
roket dan misil yang datang.
Changes in Turkey: What Drives
Turkish Foreign Policy?
Svante E. Cornell
Turki merupakan salah
satu dari sebagian kecil negara Islam yang memiliki hubungan diplomatik dengan
Israel. Sehingga menurut saya Turki sedikit “menghianat” negara-negara Islam
lainnya yang secara umum mendeklamasikan komitmennya untuk mendukung upaya
Palestina. Pernyataan umum ini terimplementasikan dalam pembenttukan OKI.
Namun, pasca menangnya Islamist Justice and development party (AKP) pada pemilu
2002, orientasi politik Turki mulai mengalami perubahan.
Perubahan-perubahan
ersebut seperti mulai meenjalin hubungan yang lebih dekat dengan Iran, Suriah,
dan Sudsan yang sebelumnya menjadi rival Turki. PM terpilih, Resep Tyyip
Erdogan berusaha untuk memjadi mediator bagi Iran dengan dunia barat. Bahkan
tekadngg, tidak jarang retorika yangg dikeluarkan Turki seakan-akan menentang
AS dan negara Eropa laiinya. Hal ini semakin menambah perdebatan bagi posisi
Turki di Eropa. Lebih lanjut lagi, Turki mulai membatasi hubungannya dengan
Israel yang telah terjalin cukup lama.
Seiring dengan
merenggangnya hubungan dengan Israel, hubungan dengan Iran semakin membaik. Hal
ini ditunjukan dengan dukungan terhadap program nuklir Iran. Bahkan pada
november 2008, PM Erdogan mengatakan kepada negara-negara yang memiliki nuklir
untuk menghapus semua program nuklir yang dimilikinya sebelum ikut campur
mengurusi masalah nuklir Iran. Lebih lanjut, pada voting di IAEA untuk
menjatuhkan sanksi bagi Iran, Turki mengambil sikap absstein.
Berbanding terbalik
dengan membaiknya hubungan dengan Iran, hubungan Turki-Israel justru
sebaliknya. Bahkan pada September 2011 lalu, Erdogan mengancam untuk melakukan
aksi konfrontasi dengan Israel. Belum lagi penyerangan terhadap kapal ekspedisi
Mavi Marmara yang membawa bantuan keamanan ke Palestina. Hal ini semakin
memperuncing hubungan diplomatik Turki-Israel. Secara militer, baik diangkatan
darat, udara, maupun laut Erdogan telah memerintahkan mereka untuk siap
bertmpur dengan Israel. Kebijakan-kebijakan militeristik ini semakin menegaskan
bahwa orientaasi politik Turki tidak lagi bersahabat terhadap Israel.
Online Casino | Kadang Pintar
BalasHapusKadang Pintar is the premier online casino in the region. We have over 550 games, worrione with a huge portfolio kadangpintar of exciting slot machines to choose 카지노 from.